Alat pencari korban gempa bumi buatan mahasiswa UMM (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang - Beragam inovasi terus terlahir dari tangan-tangan kreatif mahasiswa di Malang. Baru-baru ini tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan robot pencarian korban gempa.
Mereka adalah mahasiswa Fakultas Tentu UMM yakni Almas Kurnia Alim, Alvinanda Dheta Attalariq, Muhammad Rafi Rizq Sandy
Rafi Rizq Sandy mengungkapkan bahwa alat ini difungsikan untuk menjangkau celah-celah sempit di bawah reruntuhan bangunan saat terjadi gempa.
"Alatnya dioperasikan untuk memasuki celah-celah sempit reruntuhan yang susah dijangkau oleh manusia. Dengan alat ini kami berharap bisa meningkatkan survival chance para korban pada saat terjadi bencana gempa yang tertimbun reruntuhan puing-puing bangunan atau tempat yang bisa dijangkau alat tersebut," ujarnya, Senin (26/8/2024).
Pemuda yang akrab disapa Rafi ini menjelaskan ketika terjadi bencana seperti gempa bumi, evakuasi yang cepat adalah upaya yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini tidak lain adalah untuk memaksimalkan penyelamatan korban terluka, serta meminimalisir persentase angka korban kematian.
Ia menambahkan pada alat tersebut terdapat fitur kamera dan lampu senter untuk mengidentifikasi keadaan, serta lokasi korban selamat. Selain itu, alat ini juga dilengkapi fitur pembantu lainnya, seperti alat komunikasi, selang oksigen, dan selang makanan sebagai pendukung peluang kehidupan para korban.
"Fitur alat komunikasi diatur untuk mengidentifikasi apakah korban masih memungkinkan untuk berkomunikasi atau tidak. Kemudian, fungsi selang oksigen sebagai pemasok sementara oksigen kepada korban. Sedangkan, makanan yang berbentuk gel untuk memudahkan dikonsumsi oleh korban akan disalurkan melalui selang lainnya," terangnya.
|
Baca juga:Ngalam Mbois: Mahasiswa UMM Bikin Krim Anti Kerut untuk Cegah Penuaan |
Sementara itu, dosen pembimbing kelompok mahasiswa Suwarsono menyampaikan bahwa ke depan robot ini akan dikembangkan agar bergerak persis seperti gerak liuk ular. Dan dari prototype tersebut pasti dikembangkan lebih lanjut dengan ukuran yang sebenarnya.
"Untuk saat ini, kami fokus untuk studi mekanismenya saja, ke depannya setelah itu mekanisme tersebut akan kami produksi dan diperpanjang sampai kira 15 -20 meter," kata dia.
Ia berharap prototype snake arm robot ini segera dapat direalisasikan ukuran yang sebenernya dan segera diresmikan sekaligus dapat dioperasikan dengan maksimal. Nantinya, para petugas maupun masyarakat dapat melakukan evakuasi korban bencana gempa dengan lebih cepat dan lebih efektif.
