Surabaya - Yang dilakukan dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ini cukup beda. Momentum Ramadhan dimanfaatkan menggelar aksi tarawih keliling di 30 masjid di Pulau Jawa.
Nekatnya lagi, Muhammad Khoirul Anam (23) dan Andy T. Tommy (21) hanya mengendarai sepeda motor bebek keluaran tahun 2005 dan berbekal uang pas-pasan.
"Saya berangkat hanya bawa uang Rp 200 ribu. Teman saya sedikit lebih banyak dari saya," ujar Muhammad Khoirul Anam saat ditemnui detikcom di depan Masjid Agung Al Akbar, Gayungsari, Surabaya, Kamis (11/7/13) petang.
Saat ditemui, dia sedang nyambi bekerja di salah satu stand makanan di depan masjid. Begitupula Tommy. Mahasiswa asal Maluku itu juga bekerja di warung berbeda di sekitar masjid.
Surabaya merupakan kota yang dikunjungi setelah Kediri dan Jombang. Mereka berangkat dari Masjid AR Fachruddin Malang. Kemudian setelah menempuh perjalanan, keduanya tarawih di Masjid Agung Kediri dan disusul Masjid Ponpes Tebuireng Jombang.
Selama beberapa hari ini, kedunya memilih istirahat di teras masjid bila malam tiba. "Kalau tidur biasanya di dalam masjid kan nggak boleh. Kami cukup di teras masjid saja nggak masalah," imbuh Muhammad Khoirul Anam yang tercatat mahasiswa komunikasi semester tua itu.
Tak hanya tarawih, di setiap kota yang disinggahi selalu dimanfaatkan untuk terlibat kegiatan sosial dan menimba ilmu. "Kalau di Kediri kemarin, kami reuni dengan teman-teman di Kampung Inggris Pare. Di Jombang kami belajar kitab di Pesantren Tebuireng," akunya.
Bahkan karena keterbatasan biaya, keduanya pun rela membantu bekerja di warung sekedar untuk mendapat imbalan makan berbuka puasa. "Jujur, kekhawatiran kami adalah kehabisan dana. Dana kami menipis," tutur Muhammad Khoirul Anam.
"Ya begini salah satu caranya meringankan beban kami. Kerja seadanya. Dibayar makanan saja juga nggak masalah," tutur Muhammad Khoirul Anam di sela-sela melayani para pembeli.
Meski tak begitu berharap, namun bila ada dermawan yang mensponsori tentu akan sangat meringankan beban perjalanannya yang rencananya akan tarawih keliling di 30 masjid di Jawa itu. "Kalau ada yang bantu, tentu dananya akan kita juga buat kegiatan sosial, misalnya buka bersama dengan anak yatim," katanya.
Setiap harinya, Muhammad Khoirul Anam mengaku menghabiskan Rp 20- Rp 25 ribu, belum termasuk premium subdisi. "Mohon doa restunya kami bisa mewujudkan tarawih keliling di 30 masjid di Jawa," katanya.
Selama berkelana, kedua mahasiswa itu juga melengkapi diri dengan gadget serta notebook. Maklum selain traveler, mereka juga aktif ngeblog. Jadi pengalamannya dari kota ke kota akan dishare di media personalnya.