Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat mengisi stadium general di penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis (8/9/2016)
MALANG, KOMPAS.com
- Kepala Polisi RI Jenderal Tito Karnavian hadir dalam penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (8/9/2016).Dalam kesempatan itu, Tito sempat memanggil mahasiswa yang berasal dari luar negeri untuk naik ke atas panggung. Ketika itu, ada lima mahasiswa perempuan asal Thailand yang memenuhi permintaan Tito. Lalu kepada lima mahasiswa asal Thailand itu, Tito bertanya tentang demokrasi menurut kelima mahasiswa tersebut.
"Menurut Anda, apa itu demokrasi?" katanya dari atas podium tempatnya berdiri.
Namun, kelima mahasiswa asal Thailand itu tidak kunjung menjawab. Bahkan, Tito sempat mengulangi pertanyaannya. Tapi, kelima mahasiswa itu tidak kunjung juga menjawab.
"Dalam Bahasa Thailand juga tidak apa-apa karena semuanya akan mengerti," kata Tito disambut tawa ribuan mahasiswa baru UMM yang memenuhi Hall Dome UMM.
Tidak lama kemudian, ada salah seorang pemandu yang menghampiri kelima mahasiswa itu ke atas panggung. Pemandu itu mengatakan bahwa kelima mahasiswa asal Thailand itu belum mengerti soal demokrasi.
"Maaf Bapak (Kapolri Jenderal Tito Karnavian). Yang lain (mahasiswa asal luar negeri) sedang pembekalan. Jadi yang ada hanya dari Thailand. Memang dari Thailand belum mengerti," kata si pemandu.
Namun, Tito tetap meminta supaya kelima mahasiswa UMM asal Thailand itu menjawab pertanyaannya soal demokrasi. Akhirnya, salah satu mahasiswa asal Thailand itu memenuhi permintaan Tito.
"Demokrasi di Indonesia adalah bagaimana seorang perempuan juga bisa berdiri di sini seperti saya di sini. Kalau di Indonesia perempuan sama dengan laki-laki, boleh baca Al Quran. Kalau di Thailand, yang boleh cuma laki-laki," kata salah satu mahasiswa asal Thailand itu dalam Bahasa Inggris.
Tito mengapresiasi jawaban si mahasiswa lalu mencoba berkelakar.
"Oke, supaya Bahasa Indonesianya lancar, cari boyfriend yang asal Malang ya," ungkap Tito kemudian.
Penulis | : Kontributor Malang, Andi Hartik |
Editor | : Caroline Damanik |