Diskusi dan makan siang bersama mahasiswa internasional di Rayz Hotel UMM, Kamis 21 Juli 2022/Dok. UMM.
HALLO MALANG - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak puluhan mahasiswa internasional yang tengah menempuh studi di Kampus Putih untuk tidak hanya belajar dengan baik, tetapi juga ikut dalam kegiatan masyarakat di masing-masing tempat tinggalnya. Para mahasiswa asing pun diminta memahami budaya Indonesia, khususnya Malang.
Rektor UMM, Fauzan, meminta kepada kantor International Relation Office (IRO) UMM untuk mengajak para mahasiswa internasional melakukan studi tour budaya. Salah satunya dengan mengunjungi objek-objek budaya seperti sanggar tari, topeng Malangan atau yang lainnya.
"Jadi tidak hanya fokus belajar akademik, tapi juga mengetahui kultur Indonesia yang melimpah,” katanya saat diskusi dan makan siang bersama mahasiswa internasional di Rayz Hotel UMM, Kamis 21 Juli 2022.
Fauzan optimis para mahasiswa internasional dapat menjalani perkuliahan dengan baik di UMM dan lulus tepat waktu. Para mahasiswa asing ini diharapkan menjadi lulusan mandiri lewat pembekalan diri dengan kemampuan akademik serta skill leadership yang mumpuni.
"Kami berharap agar proses belajar yang ada di UMM bisa membawa mahasiswa internasional ke masa depan yang lebih baik serta sebagai jalan untuk mengembangkan kerjasama internasional yang lebih luas, utamanya melalui para mahasiswa asing serta alumni yang sudah berkarya di berbagai negara," jelasnya
Kepala IRO UMM, Latipun, mengatakan, ada lebih dari 120 mahasiswa asing yang sedang menempuh studi sarjana, magister dan doktoral di UMM. Sebanyak 30 mahasiswa berada di Indonesia dan sisanya masih berkuliah secara daring.
"Mereka berasal dari 30an negara seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, Afganistan dan lainnya," katanya.
Latipun mendorong para mahasiswa internasional untuk bisa menyelesaikan studi tepat waktu. Dimulai dengan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) kemudian dilanjutkan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.
“Untuk sarjana, harus melalui satu tahun BIPA lalu empat tahun proses studi. Sementara untuk pendidikan magister juga harus ikut BIPA dilanjutkan dua tahun masa studi. Pun dengan doktoral yang ikut BIPA selama satu tahun dan mampu menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun,” jelasnya.
Pihaknya juga selalu siap untuk membantu mahasiswa asing, utamanya terkait persoalan keimigrasian. Ia juga berharap mereka tidak takut untuk berkonsultasi atau bertanya jika terjadi sesuatu, asalkan tetap berkomitmen untuk bisa belajar dan menyelesaikan studinya di Kampus Putih UMM.
Sementara itu, mahasiswa asing asal Iran, Farzaneh Gholamhossein, mengatakan, UMM merupakan universitas besar yang teroganisir dengan sangat baik. Beberapa temannya bahkan menyarankannya untuk belajar di UMM karena reputasi internasional yang dimilikinya. Salah satunya raihan Universitas Islam Terbaik Dunia yang diraih Kampus Putih beberapa waktu lalu.
“Ini juga menjadi kesempatan yang bagus untuk saya belajar banyak hal tentang Indonesia. Terutama budayanya yang melimpah. Tentu, saya tidak akan melewatkan kesempatan ini dengan sia-sia. Saya akan sering berkunjung ke beberapa objek menarik yang ada di sini. Pun dengan tempat-tempat menarik lain di Indonesia,” katanya.