Bagus Dwi Bagaskara dan Timnya inisiator Smart Helem yang diyakini mampu menekan kecelakaan. |
Kota Malang, Bhirawa
Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan oleh berbagai faktor. Data Kominfo, menyebut ada tiga orang yang meninggal setiap jamnya akibat kecelakaan saat berkendara.
Kecelakaan ini, disebabkan karena kurangnya penerangan dan tingkat kewaspadaan pengendara.
Bagus Dwi Bagaskara, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga merasakan hampir mengalami kecelakaan saat berkendara malam karena kurangnya penerangan.
Berangkat dari pengalaman tersebut, Bagus mencetuskan ide untuk membuat smart helm yang bisa meningkatan keamanan berkendara. Dengan dibantu sembilan teman lainnya, ia mulai menggarap smart helm ini.
Menurut dia, smart helm ini pada awalnya memiliki banyak fitur penunjang, namun karena alasan berat dan fleksibilitas, fitur yang disematkan dalam smart helm ini lebih disederhanakan.
“Setidaknya ada empat fitur utama pada smart helm ini, yakni sistem lampu wireless atau lampu hazard, sistem anti maling, anti embun, dan pengecasan dengan panel surya,’tuturnya.
Sebenernya kata dia, jika dikembangkan dengan banyak fitur, bagus tetapi dikhawatirkan akan menambah berat dari helm itu sendiri.
Ia menyempaikan Fitur utama smart helm ini adalah sistem lampu wireless yang disematkan pada bagian samping helm sebagai lampu hazard.
“Lampu ini mendapatkan energi dari panel surya dan dapat digunakan dalam jangka waktu 8 jam,’tukasnya.
Ditambahkan dia, panel surya yang tersemat sengaja dipasang fleksibel agar tidak meninggalkan kesan berat.
“Sebagai upaya memperhatikan tampilan dari helm itu sendiri. Adapun panel surya bertenaga 5 volt ini nanti akan mengisi daya dari lampu wireless,”sambungnya.
Fitur menarik lainnya adalah anti embun yang disematkan di visor bagian dalam dari kaca depan helm. Fitur ini akan membantu pengguna agar tidak terjadi pengembunan saat hujan turun.
“Fitur ini sebenarnya sudah banyak digunakan untuk mobil, namun belum banyak masyarakat yang tahu. Untuk itu saya sematkan juga fitur ini untuk membantu pengendara motor saat hujan turun,” tambahnya.
Banyaknya fitur nyatanya tidak membuat mereka abai akan berat helm yang sesui dengan standar nasional. Helm buatan mereka ini masih terbilang ringan yakni 1,5 kg saja. 0,1 kg lebih ringan ketimbang bataa maksimalnya.
Bagus berharap karya ini dapat memberi kotnribusi dan mampu menekan angka kecelakaan. Pun juga sebagai motivasi anak muda untuk terus mengembangkan karya
“Saya juga bercita-cita kelak produk kami ini dapat diproduksi massal dan digunakan oleh pengendara,” pungkasnya. [mut.why]