SELALU SIAGA: Warga melintasi Bareng Gang 2G, Jumat lalu (7/4). Di kawasan tersebut terdapat radar pendeteksi banjir (Darmono/Radar Malang)
MALANG KOTA – Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Alik Anshori menilai, tambahan pemasangan EWS sudah tepat dilakukan. Sebab, bertambahnya titik banjir harus sejalan peningkatan dengan alat peringatan dini bencana itu.
“Ini meminimalkan korban jiwa. Jadi ketika air mulai naik, maka pemantauan melalui alat sensor bisa diketahui petugas. Kemudian langsung diinformasikan kepada masyarakat,” terang Alik.
Alik menerangkan, EWS seperti penggaris yang ditancapkan di pinggiran sungai. Tentunya juga dilengkapi sensor untuk melihat ketinggian permukaan air. Alat itu akan di-setting atau diatur dengan ketinggian air tertentu.
Kemudian jika ketinggian air sewaktu-waktu di atas yang telah ditentukan, alat yang disertai speaker itu akan mengeluarkan bunyi seperti alarm. Bahkan pada alat yang lebih canggih, peringatan EWS bisa terhubung dengan ponsel warga.
Selain pemasangan, Alik menekankan, pemkot juga harus mensosialisasikan kepada masyarakat. Terkait langkah apa yang bisa dilakukan ketika alarm berbunyi. Apakah tetap berdiam diri di rumah atau pergi ke tempat yang lebih tinggi. “Selain alat peringatan ini, yang penting juga penanganan banjir itu sendiri. Supaya tidak ada titik banjir lagi di Kota Malang,” pungkas Alik. (adk/dan).
