MALANG, iNewsMamuju.id — Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah mencuri perhatian dengan inovasi mereka dalam dunia kesehatan wanita. Mereka telah mengembangkan pembalut organik menggunakan pelepah pohon pisang raja sebagai bahan utama.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Alisha Maryam, Faiza Rahma Maulida, Sevayahe Ayuning Vinosa, Felix Natha Niela Fawwaz, dan Vera Miftakul Rahma Kamali ini, memanfaatkan kandungan alami pelepah pisang raja untuk menciptakan pembalut yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki manfaat kesehatan.
Ketua tim, Alisha Maryam, menjelaskan bahwa pemilihan pelepah pohon pisang raja didasarkan pada kandungan Flavonoid yang ada di dalamnya. Flavonoid dikenal memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, penyebab utama dari kandidiasis vulvovaginal.
“Pohon pisang memiliki berbagai manfaat dari akar, batang, daun, hingga buah. Namun, pelepahnya memiliki kelebihan khusus sebagai bahan serap untuk pembalut organik,” ungkap Alisha pada Selasa (20/8/2024).
Menurut data internasional, sekitar 70 persen wanita berusia 25-34 tahun pernah mengalami kandidiasis vulvovaginal. Meskipun ada obat seperti coconazole dan clotrimazole yang dapat mengatasi infeksi ini, penggunaan obat tersebut sering kali disertai dengan efek samping yang kurang nyaman, seperti mual, muntah, diare, dan iritasi. Dengan demikian, inovasi ini bertujuan untuk memberikan alternatif yang lebih nyaman dan aman bagi wanita.
Mahasiswa dari Program Studi Kedokteran ini telah melalui berbagai tahap penelitian untuk memastikan efektivitas produk mereka. Mereka menggunakan metode ekstraksi, wheel stator, pembuatan suspensi, dilusi, dan uji scanning electron microscope untuk memastikan bahwa pelepah pisang raja tidak hanya efektif menghambat pertumbuhan jamur, tetapi juga memiliki daya serap yang baik.
“Daya serap pelepah pisang raja mencapai 16,98 gram, yang setara dengan bahan serap kapas pada pembalut konvensional. Dengan manfaat tambahan dalam mencegah pertumbuhan jamur, pembalut ini menjadi alternatif yang lebih aman,” jelas Alisha.
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik di Indonesia maupun global dengan mengurangi prevalensi kandidiasis vulvovaginal. Alisha menambahkan, hasil penelitian ini bukan hanya memberikan solusi baru dalam kesehatan wanita tetapi juga mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi.
“Saya berharap inovasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk tidak takut berinovasi dalam riset. Proses trial and error adalah bagian dari perjalanan menuju penemuan yang bermanfaat,” tutupnya.
Editor : A. Rudi Fathir