Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencetak gebrakan baru dalam pengembangan wirausahawan muda. Melalui program Kedai Wirausaha Mahasiswa, mereka menggandeng Dea Bakery, sebuah perusahaan roti ternama, untuk menciptakan platform pembelajaran berbasis praktik (Teaching Factory). Acara peluncuran ini berlangsung meriah di kompleks Rumah Sakit Umum (RSU) UMM pada Rabu (14/8/2024).
Acara ini diresmikan oleh Prof. Tri Sulistyaningsih, Wakil Rektor V UMM, yang menyampaikan apresiasinya atas
kolaborasi ini. Menurutnya, kerja sama ini memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri untuk menghasilkan lulusan yang siap bersaing.
Kedai ini merupakan tempat mahasiswa Fakultas Vokasi UMM belajar sekaligus bekerja melalui proyek Teaching Factory. Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof. Tulus Winarsunu, mengungkapkan bahwa konsep ini telah direncanakan selama satu tahun. Melalui program ini, mahasiswa dapat mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari di dunia nyata.
“Mahasiswa vokasi, khususnya Prodi D3 Perbankan dan Keuangan, akan banyak belajar manajemen dan penjualan di sini,” jelas Prof. Tulus. Tidak hanya itu, mahasiswa dari Prodi lain seperti D3 Teknologi Elektronika dan Sarjana Terapan Agribisnis Unggas juga akan terlibat, masing-masing dalam pemeliharaan mesin produksi dan penyediaan bahan baku.
Founder dan CEO Dea Bakery, Mulyani Hadi Wijaya, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, Teaching Factory ini sejalan dengan misi sosial Dea Bakery yang ingin memberikan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.
“Kami sangat senang akhirnya kerja sama ini dapat terealisasi. Kami berharap program ini dapat membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata,” ujarnya.
Melalui Kedai Wirausaha Mahasiswa, Fakultas Vokasi UMM memastikan 70% pembelajaran berbasis praktik. Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga terjun langsung ke dunia industri. Mereka akan mempelajari berbagai aspek manajemen seperti operasional, keuangan, risiko, hingga pemasaran.
“Ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk terus relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri,” tegas Prof. Tulus.