Malang, InfoPublik - Puisi merupakan karya/ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan bait dan larik. Puisi juga memiliki sajak yang indah yang menjadikan tak sedikit masyarakat yang menjadi penikmat puisi.
Cara menyampaikan puisi, selain ditulis untuk dibaca, ada beberapa cara yang digunakan untuk menyampaikan puisi, yakni deklamasi puisi, pertunjukan puisi, dan membacakan puisi.
Dalam pertunjukan puisi biasanya berupa dramatisasi puisi dan musikalisasi pusi yang sangat menarik.
Musikalisasi puisi inilah yang coba dihadirkan oleh Komunitas Sanggar Aksara (Sangkar) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memperkaya pilihan dalam menikmati puisi agar tidak membosankan.
Miftahul Huda, salah satu anggota Komunitas Sangkar UMM menjelaskan bahwa komunitas Sangkar terbentuk sekitar tahun 2018. Komunitas ini menjadi wadah bagi para mahasiswa seni sastra Program Studi Bahasa Indonesia.
"Kami baru-baru ini menampilkan musikalisasi puisi di Gedung MCC Kota Malang pada saat bedah buku 'Cahaya di Balik Jeruji' pada Senin (22/5/2023) yang lalu," jelas Huda, Jumat (2/6/2023).
Huda menceritakan, dengan memadukan musik dalam pembacaan puisi, pengalaman menikmati puisi dapat menjadi lebih menarik dan membangkitkan semangat.
Irama musik yang menyertai puisi juga dapat memberikan kejelasan dalam menyampaikan pesan penyair kepada khalayak.
Komunitas Sangkar sendiri awalnya bermula dari kelas kecil keaktoran dan monolog di UMM. Kehadiran mereka semakin kuat karena sering tampil dalam berbagai acara yang dapat mengembangkan kemampuan mereka.
Gedung MCC pun menjadi tempat yang penting bagi Komunitas Sangkar. Melalui berbagai penampilan di MCC, mereka dapat memperoleh lebih banyak pengalaman untuk mengaktualisasikan diri.
Sebagai seorang mahasiswa asal Pulau Madura, Huda sangat senang dengan hadirnya MCC, karena dapat memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat melalui ruang publik untuk berkarya dan menggali potensi kreatif.
Sejak didirikan, Komunitas Sangkar telah tampil dalam berbagai acara, baik di Kota Malang maupun di luar daerah. Keberagaman latar belakang mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Sangkar memberikan warna yang beragam pula pada komunitas ini, sehingga mereka dapat lebih menikmati dan memahami berbagai suku dan budaya. (cah/yon/toeb)