Proyek UMM Metaverse yang bertujuan untuk membuat landscape UMM dalam dunia virtual
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama MIXRO menyatakan siap membangun dan mengembangkan UMM Metaverse. Hal ini dipertegas melalui kunjungan Prodi Informatika UMM ke MIXPRO, beberapa waktu lalu.
Ketua Prodi Informatika UMM, Galih Wasis Wicaksono, menjelaskan gebrakan teknologi metaverse lahir dari penggabungan teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang kemudian banyak dikenal dengan istilah Extended Reality (XR). Dengan gebrakan baru tersebut, metaverse tak henti-hentinya menjadi perbincangan masyarakat global.
"Untuk mengikuti perkembangan teknologi, lahirlah proyek UMM Metaverse yang bertujuan untuk membuat landscape UMM dalam dunia virtual," ucapnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (16/6/2022).
Menurut Galih, kunjungan Prodi Informatika UMM ke MIXPRO bukan tanpa alasan. Pasalnya, perusahaan yang bergerak di bidang entertainment ini memiliki divisi khusus dalam mengembangkan teknologi metaverse. Selain untuk melakukan pengembangan proyek UMM Metaverse, pihaknya juga berencana untuk merintis pendirian pusat unggulan atau Center of Excellence (CoE) Sekolah Metaverse.
Proyek UMM Metaverse rencananya akan dikembangkan oleh dua jurusan yaitu Prodi Informatika dari Fakultas Teknik dan Prodi Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pelaksanaannya pun melibatkan dosen dan mahasiswa dari dua Prodi tersebut.
Secara garis besar, Prodi Informatika akan menangani pengembangan metaverse dari sisi perangkat lunaknya seperti unreal atau support dari sisi programmer. Sementara itu, Prodi Ilmu Komunikasi akan ada di sisi narasi, skenario, konsep Metaverse dan juga 3D artist. "Namun, tidak menutup kemungkinan prodi lain bisa ikut berkolaborasi,” ucap Galih.
Galih berharap pengembangan proyek UMM Metaverse sudah dapat ditampilkan dalam gelaran Muktamar Muhammadiyah ke-48 pada November 2022 di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Proyek tersebut juga diharapkan mampu memberikan vibrasi positif untuk proyek-proyek lanjutannya.
Terkait perintisan CoE Metaverse, Galih mengatakan, akan ada tambahan kompetensi bagi mahasiswa yang tertarik untuk mengembangkan metaverse. Sistem yang digagas berupa pelatihan selama satu semester untuk menguatkan sisi programming, virtual reality, dan augmented reality yang dinamakan Metaverse Academy. Kemudian mahasiswa akan mengikuti magang di metaverse project yang saat ini bermitra dengan MIXPRO.
"Harapannya, nanti mahasiswa yang sudah berpengalaman dalam mengembangkan produk di bidang metaverse atau bidang lainnya seperti SandBox serta dapat diserap oleh industri bahkan sebelum lulus," jelasnya.