Gus Baha atau pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang menjadi idola masyarakat, dan ceramahnya menjadi buruan para netizen terutama di YouTube mengingatkan agar kita tidak mudah didikte orang.
"Problem kita sekarang ini biasa didikte orang bodoh," ucapnya dalam acara Ngaji Bareng bertema "Meneguhkan Islam Rahmatan Lil Alamin" yang diadakan virtual oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Gus Baha lalu bercerita tentang seorang ulama yang di-bully oleh anak muda. Anak muda itu sengaja memanggil ulama tersebut untuk datang ke rumahnya. Setelah si ulama datang, ia menyuruh sang ulama kembali karena tak membutuhkannya. Lalu, setelah ulama pulang dipanggilnya lagi ke rumah anak muda tersebut. Namun disuruhnya pulang lagi. Begitu terus sampai 3 kali.
Dipermainkan seperti itu, ulama tersebut tidak marah, ia tetap santai dan riang. Tatkala ditanya mengapa ia tak marah, ulama tersebut menjawab dirinya hanya senang mengikuti perintah Allah, yaitu memuliakan tetangga. Dengan tidak marah, sang ulama tidak membiarkan dirinya didikte oleh anak muda tersebut.
Selain itu, dirinya juga tetap berbuat baik dengan orang yang berbuat buruk kepadanya. Si pemuda lalu menangis meminta maaf. "Problem kita kekinian adalah wong pinter, wong bodo, podo-podo biso didikte oleh sekelilingnya," katanya.
Menurut agama, hendaknya kita menyambung orang yang memutuskan karena dengan demikian kita hanya didikte oleh Allah SWT, bukan didikte oleh hukum sosial. Selama ini, kebanyakan orang hanya berbuat baik kepada orang yang baik terhadap kita. "Berbuat baik sama orang yang jahat dengan kamu itu baru luar biasa," tuturnya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah juga bersabda, "Kamu jangan jadi orang yang mudah diombang-ambingkan oleh orang di sekeliling kamu." Nabi sendiri dengan orang munafik sangat sabar meskipun ia tahu orang tersebut munafik. Nah, kita sebaiknya berlatih seperti itu sehingga tidak mudah didikte.
"Kamu mengatakan jika orang baik ke saya, saya akan baik, jika orang buruk ke saya, saya juga akan membalas buruk, itu namanya Anda didikte. Berkomitmenlah kamu berbuat baik meskipun orang lain berbuat buruk," tegasnya.
Logika sosialnya, apabila Indonesia memiliki 1000 kiai dan 1000 profesor yang ingin membenahi Indonesia. Nah, rata-rata, orang awam itu "semau gue". Lalu, mereka mendikte kita dengan perilakunya yang tidak simpati dan menjengkelkan. "Terus 1000 profesor dan 1000 kiai ini ikut jengkel, itu kita kira-kira cari solusi opo goblok bareng? Goblok bareng!" sambungnya.
Dengan tidak gampang terdikte perilaku orang, maka kita hanya tunduk kepada Allah dan Rasul.
Rektor UMM, Dr M Fauzan MPd menyampaikan bahwa pihaknya memilih untuk "lintas ormas" dengan memilih ulama NU dalam acara ini adalah karena sesungguhnya rahmatan lil alamin adalah untuk siapa saja.
"Rahmatan lil alamin itu kan untuk siapa saja. Jadi kalau mencari ilmu itu jangan mengotak-ngotakkan diri. Kalau kita ingin belajar saya kira kita sendiri juga harus memiliki wawasan terbuka. Kalau belum kita sudah eksklusif, sudah tertutup, ya maka ilmunya pun juga tidak akan bermanfaat lebih luas," paparnya.
Dirinya memilih Gus Baha pun lantaran kapasitas keilmuan yang dimilikinya. Gus Baha juga merupakan orang yang memiliki komitmen tinggi terhadap ilmu. Dari sisi kedalaman dan keluasan ilmu, Gus Baha dirasa sangat mumpuni untuk bicara tentang Islam Rahmatan Lil Alamin.
Pengajian tersebut dikatakan Fauzan adalah tradisi UMM untuk sowan kepada ulama dalam rangka untuk mendapatkan pencerahan mendapatkan ilmu-ilmu yang lebih bermanfaat.