Wabah covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha Indonesia terpukul. Salah satu yang merasakannya adalah para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Banyak pelaku UMKM yang kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat. Apabila hal ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin usaha mereka tidak selamat.
Persoalan inilah yang menjadi perhatian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) 15 Gelombang 5. Mereka adalah Arnes Puri Rahmadani, Angel Farisca, Dessy Rahmawati, Farra Danti Sukma, dan Fakhrizza Anfasa Ramadhan.
Di bawah bimbingan dosen pendamping lapang (DPL) Tri Wahyu O, pada Agustus 2020 lalu mereka melakukan survei kepada pelaku-pelaku UMKM di Dusun Kuniran, Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk.
Arnes Puri Rahmadani selaku koordinator kelompok menyampaikan bahwa survei tersebut dimaksudkan untuk mencari tahu bagaimana situasi atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pelaku UMKM ini di tengah pandemi covid-19.
"Hasil survei kami menemukan fakta bahwa hampir seluruh UMKM mengalami penurunan permintaan. Bahkan tidak sedikit yang terpaksa harus berhenti melakukan produksi," ungkapnya.
Setelah mengetahui UMKM mana saja yang akan dilakukan sosialisasi, Arnes dan kawan-kawan mencari cara untuk membantu pelaku UMKM tersebut menghadapi permasalahannya.
Pertama, mereka mendatangi salah satu usaha milik seorang warga bernama Sofiah yang bergerak di bidang pangan. Usaha Sofiah memproduksi berbagai jenis olahan pangan, mulai dari keripik pare, keripik daun sembukan, bawang goreng krispi, hingga jajanan tradisional.
Menurut Arnes, sebelum adanya pandemi covid-19 ini, Sofiah melakukan produksi olahan-olahan tersebut setiap hari untuk kemudian dijual pada pameran-pameran yang sering dilakukan di Kabupaten Nganjuk. Barang produksinya juga dijual di toko oleh-oleh lainnya.
"Namun dalam keadaan sekarang ini, usaha Ibu Sofiah terpaksa harus berhenti produksi karena penjualan di toko-toko menurun dan barang sering tidak habis terjual serta tidak adanya pameran yang diselenggarakan," ucapnya. Untuk itu, kini Sofiah hanya melakukan produksi ketika ada konsumennya memesan.
Selanjutnya, para mahasiswa ini juga mendatangi usaha milik Yunita yang bergerak di bidang fashion. Yunita memproduksi kerajinan tangan berupa gelang, kalung, cincin, dan sejenisnya dari bahan dasar batu-batuan. Kesulitan yang dihadapi karena adanya pandemi ini, selain tentunya permintaan menurun, waktu pemesanan bahan baku yang menjadi lama.
"Dari permasalahan-permasalahan yang dialami pelaku usaha di Dusun Kuniran itulah, kami mencoba membantu dengan cara sharing mengenai pengaturan pemesanan ulang bahan baku dan mencoba membantu memasarkan produk-produk UMKM tersebut di media sosial dan e-commerce," ujar Arnes.
Masuknya komoditas para pelaku UMKM Dusun Kuniran di media sosial dan e-commerce ini dapat meningkatkan pemasaran sehingga dapat menciptakan kesejahteraan dan meningkatkan perekonomian mereka.