72 Ormas Keagamaan Peringati Sumpah Pemuda di UMM

Author : Humas | Kamis, 02 November 2023 12:56 WIB | Jawa Pos - Jawa Pos

TOLERANSI BERAGAMA: Ribuan peserta dari berbagai agama menggelar peringatan Sumpah Pemuda ke-95 di Dome UMM, Selasa malam (31/10) (Darmono/Radar Malang)

TOLERANSI BERAGAMA: Ribuan peserta dari berbagai agama menggelar peringatan Sumpah Pemuda ke-95 di Dome UMM, Selasa malam (31/10) (Darmono/Radar Malang)

MALANG KOTA – Nuansa keagamaan terasa dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-95, Selasa malam (31/10). Acara yang digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut diikuti 72 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) berbasis agama dan budaya.

Masing-masing peserta dari ormas keagamaan itu mengenakan pakaian sesuai identitas agama dan budayanya. Misalnya, biarawati mengenakan busana terusan putih lengkap dengan penutup kepala. Kemudian umat Hindu perempuan memakai kebaya dibalut selendang dan kamen. Sementara untuk laki-laki memakai baju putih, selendang, kampuh, kamen, dan kepalanya dibalut udeng.

Acara yang digelar UMM kerja berang Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang itu menggelar talk show Generasi Muda Lintas Agama dan Kepercayaan dengan tema persatuan dan toleransi anak-anak muda.

Talk show dihadiri oleh dua tokoh nasional. Yakni Kepala Staff Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo dan Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Maman Wijayan. Sementara Menko PMK Muhadjir Effendy yang sebelumnya dijadwalkan datang ternyata berhalangan hadir.

Dalam talk show tersebut, Romo Benny memaparkan, penggunaan bahasa Indonesia menjadi faktor utama untuk memperkuat keutuhan bangsa. Sebab hanya dengan bahasa Indonesia, keberagaman bahasa, suku, ras, dan agama bisa disatukan. “Komunikasi itu sangat penting. Kita beruntung punya satu bahasa pemersatu yakni bahasa Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, bahasa Indonesia memiliki unsur rasa kekeluargaan yang kuat. Itu tampak bila dibandingkan negara-negara lain yang tidak memiliki bahasa persatuan. Contohnya India.

Dia menilai, masyarakat India sulit bersatu karena tidak memiliki bahasa persatuan yang digunakan oleh semua masyarakatnya.

Dalam skala kecil, Romo Benny menyebut bahwa UMM telah menjadi representasi Indonesia sebagai pemersatu. Sebab, meski kampus UMM berbasis Islam, tetapi merangkul semua kalangan. “Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya rasa eksklusif pada diri sivitas akademika kampus putih, termasuk para anak mudanya,” tegasnya.

Sementara itu, Maman menilai generasi muda menghadapi pola pikir yang skeptis. Sekaligus memasuki era post truth. Untuk itu, dia mewanti-wanti agar para pemuda selalu waspada, terutama terhadap musuh-musuh ideologi Pancasila.

Dia menyampaikan, musuh zaman dulu sudah jelas yakni penjajah. Namun sekarang musuh bertransformasi menjadi penjajah tak kasat mata. “Saya mewakili Kemenko PMK RI mengingatkan pada anak muda agar berhati-hati dengan ideologi transnasional,” tegasnya.

Dalam acara talk show itu juga ditampilkan pertunjukan seni. Mulai tari Nusantara, kuda lumping, pembacaan teks proklamasi, hingga teatrikal. Bahkan Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mempersembahkan puisi yang menggugah semangat anak muda dalam menjaga kesatuan dan persatuan NKRI. (dre/dan)

Sumber: https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/amp/813210933/72-ormas-keagamaan-peringati-sumpah-pemuda-di-umm
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler