PERMASALAHAN banjir di Kota Malang yang tak kunjung usai tentu jadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya dari kalangan akademisi. Pakar Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ir Alik Ansyori MT menilai upaya Pemkot Malang untuk menanggulangi banjir belum maksimal.
Alik mencontohkan seperti kurangnya avor atau penyaring air yang terpasang sejumlah kawasan. Menurutnya, avor yang ada di Kota Malang masih kurang dan belum bekerja secara maksimal. Terutama di kawasan perumahan. Sehingga, adanya alat itu bisa membuat air tak tergenang cukup lama di jalan.
”Persisnya berapa persen yang belum menggunakan avor saya tidak tahu. Tapi hampir semua ruko dan perumahan belum menggunakan avor yang layak,” jelas dia.
Alik menekankan seharusnya avor wajib terpasang di setiap kawasan perumahan atau ruko.
Di sisi lain, Alik juga menyoroti pemasangan drainase yang masih parsial atau bisa diartikan tidak menyeluruh. Dia menyarankan, pemkot bisa mulai berpikir untuk menggunakan aplikasi khusus agar pemasangan drainase lebih akurat atau pas.
”Dengan alat bantu itu jadi bisa disimulasikan. Pemkot bisa mengetahui lokasi banjir dan lama genangan yang terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda,” jelasnya.
Menurutnya, dimensi drainase yang selama ini dibangun oleh Pemkot Malang belum sesuai dengan catchment area atau daerah tangkapan air. Alhasil penyerapan air di saluran tersebut belum maksimal. Dengan kata lain, jumlah titik banjir bisa saja bertambah karena pembangunan drainase yang tidak sesuai.
Untuk mengurangi titik banjir, memang perlu ada integrasi dari aplikasi ke saluran drainase yang terbuang ke sungai. Percuma jika mengandalkan aplikasi namun di lapangan tidak sesuai harapan.
”Sudah pemasangan menggunakan manual, ditambah masih parsial. Sehingga permasalahan banjir ini memang belum bisa teratasi. Meski sudah ada drainase tetap saja air menggenang di jalan,” tandasnya. (adk/adn)