Untuk ajang KJI yang mengusung tema Jembatan Ramah Lingkungan dan Berwawasan Nusantara ini, lanjut Djoko, akan terbagi tiga cabang perlomaan. Yakni, kompetisi jembatan baja, jembatan kayu, dan jembatan bentang panjang (jembatan busur). Sebanyak 37 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia telah mengirimkan proposal dalam kategori jembatan baja, 27 perguruan tinggi dalam kategori jembatan kayu, dan 22 perguruan tinggi dalam kategori jembatan busur.
Sebanyak 8 perguruan tinggi yang masuk final yakni Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Indonesia, Institut Teknologi bandung , Universitas Jenderal Achmad yani, Politeknik Negeri Malang dan Universitas Pancasila.
"Sedangkan untuk ajang KGBI, akan mengusung tema Rumah Kayu Bertingkat yang Berwawasam Lingkungan," ungkap Djoko di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (22/11).
Djoko memaparkan, sehubungan Indonesia merupakan negara yang sering dilanda gempa, maka mahasiswa kali ini dituntut untuk dapat membangun rumah dengan desain konstruksi yang mampu mengurangi risiko saat gempa.
“Dengan menerapkan prinsip – prinsip keteknikan yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis, maka kerugian harta benda dan jiwa manusia diharapkan dapat dikurangi ketika gempa terjadi. Yang terpenting, tingkat kesulitan kontes ini sudah tiga kali lipat lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Untuk KGBI, pada tahun ini sebanyak 33 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia mengirimkan proposal. Namun, hanya 9 perguruan tinggi yang masuk final. Antara lain, Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri malang, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Negeri Jember, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Bandung. (cha/jpnn)