JurnalPost.com – Persoalan sampah sering kali menimbulkan masalah sebab ketidakseimbangan antara himpunan sampah dengan pengelolaannya. Terdapat himpunan sampah pada beberapa kawasan khususnya di wilayah Desa Madiredo dapat disebabkan meliputi peningkatan kapasitas pertumbuhan penduduk dampak terhadap urbanisasi yang tinggi, fasilitas pengangkut yang masi terbatas, sistem pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu yang kurang efisien serta belum terdapat penerapan metode yang menggunakan pendekatan reduce, reycle and reuse (3R).
Melalui Praktikum Mata Kuliah Gerakan Sosial Global yang diampu oleh Bapak Ruli Inayah Ramadhoan S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing dengan tujuan untuk mahasiswa program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang dapat memahami materi maupun teori gerakan sosial global terkait dengan pengelolaan sampah. Selanjutnya dengan adanya gerakan tersebut diharapkan mahasiswa lebih menyadari pentingnya menjaga lingkungan serta dapat mengetahui secara langsung persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kelompok 12 Praktikum Mata Kuliah Gerakan Sosial Global memilih Desa Madiredo, Kecamatan Pujon. Kabupaten Malang, Jawa Timur untuk melakukan kegiatan tersebut.
Kami menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemuda Lebo Bersatu yang ada di Desa Madiredo dalam melakukan pemanfaatan limbah sampah organik. Ketika melakukan survei kami memperoleh informasi dari pihak perangkat desa mengenai kendala yang sedang dihadapi di desa tersebut seperti keterbatasan tempat pembuangan sampah, kesadaran masyarakat tentang membuang sampah di lahan sendiri kemudian dibakar, iuran sampah sering tidak lancar, pengumpulan sampah di depan rumah masing-masing tidak merata saat mobil sampah sedang mengambil.
Pengelolaan sampah organik yang baik akan berdampak pada kenyamanan lingkungan saat ini di wilayah Desa Madiredo. Dalam proses pembuangan sampah, setiap RT merasa keberatan dengan adanya kenaikan iuran tahunan. Biaya yang dikenakan untuk membuang sampah ke tempat penampungan terpadu sekitar Rp. 10,000,- per kepala keluarga. Sudah kurang lebih 3 tahun biaya retribusi tersebut tidak dinaikkan, dengan alasan biaya tersebut digunakan untuk kebutuhan lain. Dengan demikian permasalahan yang terjadi pada pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan membutuhkan waktu cukup lama sekitar 5-6 hari setiap minggunya. Jika para petugas kebersihan terlambat dalam mengambil sampah warga maka akan menimbulkan masalah baru yakni akan terjadinya penumpukan sampah yang akan menimbulkan aroma kurang sedap akibat dari penumpukan sampah dan mengganggu kenyamanan di lingkungan sekitar.
Budaya terkait dalam pengelolaan sampah organik ini menjadi kendala serius bagi masyarakat untuk dapat menciptakan suasana yang nyaman bersih serta ramah lingkungan, permasalahan yang terjadi di Desa Madiredo. Dengan adanya Praktikum Mata Kuliah Gerakan Sosial Global yang dilaksanakan di Desa Madiredo dapat memberi solusi permasalahan tersebut dengan membantu pengelolaan sampah organik dan memanfaatkannya sehingga dapat terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih Desa Madiredo. Kami berencana akan melakukan pengelolaan limbah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Setelah survei dan mengobrol dengan para perangkat desa, kami melakukan diskusi dengan pihak LSM Pemuda Lebo Bersatu. Mereka menerima ajakan kami dengan senang hati. Kegiatan pengelolaan sampah ini akan kami lakukan bersama LSM Pemuda Desa Lebo melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan langsung ke masyarakat. Kami berharap melalui praktikum ini adanya peningkatan komitmen serta perubahan sikap masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah di Desa Madiredo. Selain itu, melalui kegiatan ini kami harap peningkatan kemampuan para pengurus dalam mengelolaan sampah organik rumah tangga dengan teknik pemilahan sampah melalui metode reduce, reuse, recycle dan program pemanfatan sampah organic menjadi kompos tetap berlanjut.
Oleh: Bella Dwi Pratiwi, Mahasiswa UMM