JurnalPost.com – Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan adanya bahasa, manusia dapat berkomunikasi antara satu dan lainya, menyampaikan ide, dan lain-lain. Bahasa indonesia merupakan bahasa yang digunakan seluruh masyarakat indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman tahun 2000 an sekarang penggunaan bahasa indonesia mulai bergeser digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam sitasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Pengguna bahasa gaul kebanyakan berasal dari generasi Z (Sahertia, Debyy. 1999). Generasi Z merupakan generasi yang lahir sekitar tahun 1996-2010, yang berusia 11 – 25 tahun di tahun 2011. Mahasiswa berada dalam rentang usia generasi dan merupakan bagian dari generasi Z. Mayoritas mahasiswa sebagai yang merupakan bagian dari generasi Z kerap menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi sehari-hari (Sardiyah, Nurul. 2019).
Survei dilakukan dengan melihat penggunaangnya di media sosial, banyak dari postingan yang di unggah seseorang yang merasa asik atau merasa keren saat melontarkan imbuhan cuaks. Secara umum penggunaan kata ‘Cuaks’ selalu diucapkan pada akhir sebuah kalimat dengan nada sindiran. Ramai-ramai remaja mengekspresikan protesnya dengan akhiran ucapan ‘Cuaks’. Secara umum penggunaan kata ‘Cuaks’ selalu diucapkan pada akhir sebuah kalimat dengan nada sindiran. Ramai-ramai remaja mengekspresikan protesnya dengan akhiran ucapan ‘Cuaks’. Bisa dikatakan jika ‘Cuaks’ adalah Bahasa gaul memiliki arti yang buruk atau negatif terhadap suatu gagasan(Alifia. 2023). Seperti yng sedang viral di akun Tik tok @umii quarry yang menyampikan sindirian untuk seorang teman yang ada di sampingnya saat didalam vidio Tik tok.
“Sok sokan posesif ternyata selingkuh, cuaksss”
Hingga kini postingan tersebut telah ditonton 8,3 juta kali pengguna TikTok dan disukai oleh lebih dari 900 ribu pengguna. Gemparnya kata ‘Cuaks’ Sebelumnya yang di kenalkan oleh, Tretan Muslim dan Coki Pardede sering menggunakan kata “Cuaks” saat melakukan Stand Up Comedy, jadi yang dimaksud menggunakan ungkapan tersebut di seluruh konten yang disajikannya. Selanjutnya ada respon rama-ramai dari pengguna. Dalam KBBI, kata “Cuak” tanpa huruf “S” adalah singkatan dari binatang (seperti kerbau, gajah) yang harus memikat (gajah, kerbau liar) agar bisa dipahami. Saat ini, “Cuaks” biasa digunakan saat berbicara kepada anak kecil dalam bahasa Galia (Sahertia, Debyy. 1999). Menurut sebuah penelitian yang dilansir Kemendikbud, bahasa gaul adalah satu-satunya bahasa Indonesia yang masuk dalam pergaulan sehari-hari. Penggunaan gaul sebagai alat komunikasi di kalangan perempuan di berbagai rema kelompok selama konflik terkait pertama kali populer pada tahun 1980-an. Hal ini terjadi karena perempuan memiliki bahasa mereka sendiri untuk mengekspresikan diri.
Alasan muncul kata ‘Cuaks’ yakni, orang-orang di Indonesia senang menciptakan Bahasa gaul yakni, berdasarkan hasil riset databoks (Kata Data) Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah Bahasa terbanyak. Negara Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah 720 bahasa, sementara posisi teratas ditempati Papua Nugini yakni 840 bahasa. Dlanjutkan posisi ketiga Nigeria 537 bahasa, India 458 bahasa, Amerika Serikat 355 bahasa, Australia 318 bahasa, Tiongkok 307 bahasa, Meksiko 304 bahasa, Kamerun 279 bahasa, dan Brasil 240 bahasa. Bisa jadi munculnya kosakata khas, fonem, dan diftong dalam Bahasa gaul lantaran beragamnya Bahasa yang digunakan di Indonesia.
Akibat hadirnya bahasa Gaul yang mendominasi dalam komunikasi sehari-hari, kompetensi bahasa Indonesia semakin terpuruk. Untuk meminimalisasi dampak negatif penggunaan Gaul dalam situasi tersebut, maka pembinaan dan pemupukan telah diwajibkan sejak awal bagi generasi Z, khususnya kalangan Mahasiswa sebagai agen perubahan. Bukti apa pun yang menentang globalisasi sangat bertentangan dengan tingkat budaya bahasa gaul saat ini. Akibat mudahnya orang berkomunikasi dalam bahasa Gaul dan fakta bahwa hanya orang yang berbicara bahasa itu yang mengetahui seninya, situasi ini mencegah devolusi bahasa Indonesia(Atlas, Alwi. 2006). Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan pertumbuhan bahasa Indonesia yang pada akhirnya akan terancam oleh kedatangan bahasa gaul di masa mendatang. Hal ini dapat diubah dengan meningkatkan jumlah orang yang termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya di kalangan generasi Z, yang akan menjadi penggerak perubahan di masa depan.
Sebagai seorang pengguna media sosial yang memiliki kekuatan, potensi, dan tanggung jawab, saya dapat mendorong orang-orang untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dianggap sebagai kekuatan positif untuk kebaikan dan sumber kebanggaan sehingga orang yang menggunakan bahasa tersebut akan terus melakukannya. Diharapkan senagai generasi muda dapat mengurangi dampak negatif penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari dan membantu memajukan perkembangan bahasa Indonesia yang benar dan akurat. Dengan demikian, bahasa Indonesia semakin banyak dituturkan oleh bangsawan. Setiap penyebutan bahasa gaul merupakan peringatan yang perlu segera dibenahi karena memungkinkan bahasa Indonesia menghilang karena akan digantikan oleh bahasa gaul di masa mendatang. Sebagai pemimpin yang kuat dan berpengaruh memiliki tanggung jawab saya untuk memastikan hal ini terjadi. Untuk itu, para generasi muda harus terus mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan versi bahasa yang kuat dan jelas, serta meminimalkan penggunaan bahasa gaul di luar situasi khusus dan untuk komunikasi sehari-hari.
Penyunting: Dwi Venanda Putri
Mahasiswi Muhammadiyah Malang prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Refrensi
Alatas, Alwi. 2006. Bikin Gaul Mu Makin Gaul.
Alifia, Arti Kata Cuaks Bahasa Gaul yang Viral di Media Sosial 2023.
Gustiasari, Rani, Dewi. 2018. Pengaruh perkembangan zaman terhadap pergeseran tata bahasa Indonesia, studi kasus pada pengguna instagram. Universitas Pemulang 2018.
Sahertian, Debby. 1999. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
Sardiyah, Nurul (2019). Pengaruh bahasa Gaul Terhadap pengguna Bahasa Indonesia. UNS 2019.