Seorang anak belajar jarimatika. (Ist.)
MALANG, KalderaNews.com – Sebuah video memperlihatkan seorang ayah tengah kesulitan belajar matematika kepada anaknya menjadi viral beberapa waktu lalu.
Hal tersebut pun ditanggapi Reni Dwi Susanti, dosen prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurut Reni, dalam Kurikulum Merdeka siswa memang diberikan kebebasan untuk menemukan pola matematika.
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa menjadi subjek utama dalam pembelajaran, sementara guru sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar.
“Mereka diajarkan berpikir kreatif dan logis, serta melihat matematika sebagai proses eksplorasi dan eksperimen. Bukan hanya sebagai kumpulan rumus yang harus dihafalkan,” papar Reni.
Namun, Reni menyoroti beberapa siswa yang kesulitan beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya.
Pun guru memiliki kendala dalam merancang serta melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik.
“Kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman juga menjadi masalah, sehingga bisa memengaruhi pemahaman siswa terhadap matematika,” katanya.
Maka, agar konsep belajar baru ini berjalan efektif, Reni berharap, guru mengubah cara berpikir untuk lebih inovatif dalam pembelajaran.
Guru pun diharapkan bisa merancang sistem evaluasi untuk mengukur pencapaian siswa sesuai dengan kurikulum yang baru.
“Kurikulum Merdeka ini lebih menekankan pada penilaian berbasis keterampilan dan proyek. Jadi ini mungkin akan menjadi tantangan bagi para guru atau pengelola pendidikan,” ujarnya.