Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si. dan Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M, guru besar UMM. (dok.umm)
MALANG, KalderaNews.com – Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan dua guru besar Sastra Matematis yakni Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si. dan Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M..
Keduanya dikukuhkan pada Selasa, 27 Desember2023. Keduanya merupakan dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Baik Joko Widodo maupun Mohammad Syaifuddin sama-sama memiliki pembahasan khusus terkait dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang ia tekuni.
Bagi Joko Widodo misalnya, ia membahas terkait apresiasi sastra dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan.
Dia menegaskan bahwa peningkatan kualitas apresiasi terhadap karya sastra akan berdampak signifikan pada pencapaian literasi dan penerapannya dalam kehidupan.
Ketepatan mengapresiasi berujung pada pencapaian membaca secara reading beyond in the line, dapat menyelamatkan ribuan orang dari tindakan negatif.
Seperti perbuatan tercela, pelanggaran peraturan, kehancuran masa depan bahkan jiwa.
“Pembaca didorong untuk mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karyanya. Kemudian menjadikannya inspirasi dan menuangkannya dalam tindakan nyata berupa sistem yang bisa mencegah orang terjerumus dalam tindakan tercela. Aktivitas ini merupakan fungsi preventif,” tegasnya.
Menurutnya, jika apresiasi dalam sastra diimplementasikan oleh orang-orang yang memiliki wewenang atau pengambil kebijakan, tentu bisa mencegah tindakan melanggar.
Apalagi yang berakibat pada kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat. Begitupun dengan peningkatan dalam aspek moral bagi masyarakat dan sebagai alat untuk mendidik.
Dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika.
“Dengan demikian, memahami karya sastra pada gilirannya merupakan pemahaman akan nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis -jenis kajahatan yang harus ditolak, dan sebagainya,” ungkap Joko.
Di sisi lain, Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M. meneliti mengenai ‘Keterampilan Abad Ke-21: Tantangan Asesmen Kelas Yang Mencerdaskan”.
Perkembangan abad ke-21 telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam masyarakat.
Untuk menavigasi perubahan positif, individu perlu memperoleh dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang dikenal sebagai keterampilan abad ke-21.
“Keterampilan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembelajaran dan inovasi, informasi dan teknologi, dan keterampilan hidup dan karir. Keterampilan abad ke-21 sangat penting bagi individu untuk berkembang di dunia saat ini,” jelasnya.
Dalam bidang pembelajaran dan inovasi, individu perlu memiliki kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk belajar bagaimana belajar.
Seseorang harus mampu berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide inovatif, dan beradaptasi dengan situasi baru.
Dalam hal keterampilan informasi dan teknologi, individu harus mahir dalam menggunakan teknologi dan media, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara efektif.
Terakhir, dia menyampaikan bahwa asesmen untuk kehidupan merupakan upaya mencapai kecerdasan spiritual dan memainkan peran penting dalam pengembangan dimensi spiritual anak didik.
“Salah satu hal penting lain dari asesmen yang mencerdaskan adalah bagaimana asesmen menuntun manusia untuk menuju tujuan hidup yang sesungguhnya. Tujuan hidup sesungguhnya manusia adalah kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah,” tutupnya.