Dr Dra Iswinarti MSi. (Foto: M Adhisupo) |
YOGYA (KRjogja.com) - Agen-agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial tidak hanya keluarga dan sekolah, tetapi juga lingkungan, seperti televisi dan videogames juga menjadi agen penting yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. Hal ini menandakan budaya sekarang yang banyak didominasi oleh teknologi digital memberi sumbangan terhadap perkembangan anak.
“Perolehan kemampuan sosial anak dari agen-agen yang serba instan dan kurang memperhatikan nilai-nilai edukasi akan mengarah kepada terbentuknya kompetensi sosial yang juga instan,” kata Dra Iswinarti MSi dalam ujian terbuka untuk memperoleh derajat doktor Program Pascasarjana Fakultas Psikologi UGM, Senin (07/09/2015) di Auditorium Fakultas Psikologi UGM.
Menurut Iswinarti penelitian tentang pengaruh teknologi digital seperti videogame dan komputer terhadap perkembangan anak telah menunjukkan hasil yang konsisten. Penggunaan internet dalam bermain game atau game online secara potensial akan menimbulkan bahaya kesehatan fisik dan mental. Agresivitas merupakan salah satu efek yang berarti dari bermain videogame tersebut.
“Sebagian besar game digital mengandung elemen kekerasan seperti perkelahian dan pengrusakan yang menyebabkan kematian atau kecelakaan orang lain,” katanya dalam mempertahankan disertasi ‘Pengaruh Permainan Tradisional Melalui Metode Experiental Learning terhadap Kompetensi Sosial Anak Usia Sekolah’.
Iswinarti melihat permainan tradisional yang berupa game punya nilai manfaat terhadap perkembangan fisik-motorik, intelektual, sosial ekonomi, emosional dan kepribadian anak. Dalam penelitian itu menemukan mengatakan permainan tradisional punya nilai-nilai sosial dan psikologis yang tinggi tetapi ada beberapa kendala yang akan dialami dalam menerapkan kembali permainan ini pada anak.
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang ini mengemukakan metode Bermain, Experiential, Learning, Anak (Berlian) berfungsi membantu anak menemukan makna dari pengalaman bermain permainan tradisional. Anak-anak yang bermain permainan tradisional disertai metode ini lebih meningkat kompetensi sosial dibandingkan yang bermain permainan tradisional tapi tidak disertai dengan metode Berlian. (Asp)