Proses saat salah satu anggota reenactor akan melakukan aksi mini teatrikal menggunakan replika senjata di Balai RW. 01, Kel. Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (11/6) (HO/KLIKTIMES.COM)
KLIKTIMES.COM | MALANG- Salah satu anggota reenactor malang melakukan aksi peragaan replika senjata di depan partisipan pada acara Seminar BINTARA (Bincang Santai Seputar Sosial Media) dan Napak Tilas Kampoeng Sedjarah, yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dari Kelompok Skydope Creative yang berkolaborasi dengan Museum Reenactor Ngalam, Minggu (11/06). Acara Seminar ini dilaksanakan tepat di Balai RW. 01, Kelurahan Sumbersari yang tempatnya berdekatan langsung dengan Museum Reenactor Ngalam. Mahasiswa dan Warga setempat juga turut hadir di acara seminar BINTARA tersebut, adanya Kolaborasi program event seminar ini, agar masyarakat luas lebih mengetahui Museum Reenactor Malang bahwa ada museum yang mengusung konsep Historical Reenactment.
Pada sharing session tentang Kampoeng Sedjarah yang disampaikan oleh narasumber kedua Eko Irawan menambahkan “Agar seminar ini memiliki kesan untuk kita semua, kami anggota reenactor ingin menyajikan persembahan mini teatrikal berupa penggunaan senjata,” tuturnya selaku Ketua Museum Reenactor Ngalam, (11/06). Lengkap dengan kostum yang dipakai layaknya seorang pejuang jaman dahulu, kurang lebih ada 5 anggota reenactor mengenalkan sejarah baru yang tidak hanya berupa literasi pengetahuan saja, namun bisa mengajak partisipan merasakan kentalnya masa pejuang jaman dahulu. Dengan cara penyampaian yang edukatif melalui adegan live action replika senjata yang bisa diledakkan menggunakan petasan serta bisa disaksikan langsung oleh partisipan yang turut hadir pada acara seminar tersebut.
Pak. Farid memaparkan tentang senjata yang ada di Museum Reenactor Ngalam di Balai RW. 01, Kel. Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (11/6) (HO/KLIKTIMES.COM)
“Senjata yang kami gunakan terbuat dari barang bekas, kami membuat senjata replika sendiri semirip mungkin dengan senjata aslinya dan senjata beratnya sama dengan yang ada di Museum Brawijaya” Menurut Farid Zunaedi sebagai guide sejarah di Museum Reenactor Ngalam, (11/06). “Senjata yang yang dibuat sudah atas izin dan rekomendasi dari Kodam V Brawijaya serta alat peledak yang digunakan harus memakai petasan dibuat oleh pabrik dan tidak boleh menggunakan petasan buatan sendiri” Lanjutnya pada saat memaparkan senjata jenis Sten Gun senapan otomatis dari Inggris (11/06).
Keunggulan dari replika senjata ini yaitu tingkat perbandingannya adalah 1:1 dengan presisi yang luar biasa mirip dengan aslinya, ditambah lagi “Dengan bahan pembuatannya murni terbuat dari bahan-bahan bekas seperti pipa paralon bekas, besi bekas, dan bahan bekas lainnya, sehingga dapat dikatakan senjata replika ini juga ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan-bahan bekas” Kata Farid Zunaedi, (11/06). Dengan berat, tekstur, dan penyelesaian yang akurat, replika ini memberikan sensasi yang serupa dengan senjata asli. Bahkan, pengguna dapat merasakan ketegangan pelatuk dan suara yang menggema saat menarik pelatuk replika ini.
Pak. Eko memberikan semangat untuk para partisipan di Balai RW. 01, Kel. Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (11/6) (HO/KLIKTIMES.COM)
Pada kesempatan tersebut, Eko juga memastikan agar anak muda yang ikut hadir pada seminar ini bisa belajar banyak tentang sejarah supaya bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan ilmu baru serta tak lupa juga ucapan penuh semangat yang digaungkan di gedung tersebut “Merdeka, merdeka, merdeka!” imbuhnya, (11/06). (lik)