Seminar Nasional Ke-8 dengan tema “Biologi dan Pendidikan untuk Mendukung Pencapaian SDG’s” berlangsung secara online. (Husamah/KLIKMU.CO)
Malang, KLIKMU.CO – Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Seminar Nasional Ke-8 dengan tema “Biologi dan Pendidikan untuk Mendukung Pencapaian SDG’s”.
Seminar nasional ini diikuti oleh 100-an pemakalah dan 250 peserta non-pemakalah, Sabtu (4/11). Ada tiga profesor yang dihadirkan, yakni Prof Madya M. Faizal A. Ghani PhD, Prof Dr. Ainur Rofieq MKes, Prof Dr Yuni Pantiwati MM MPd.
SDGs adalah singkatan dari “Sustainable Development Goals” dalam bahasa Inggris, yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.” SDGs adalah serangkaian 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015 sebagai bagian dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
“Tujuan dari SDGs adalah untuk mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan di seluruh dunia, dengan berfokus pada berbagai isu yang sangat penting seperti mengakhiri kemiskinan ekstrem, mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi, memerangi perubahan iklim, mengamankan air bersih dan sanitasi, meningkatkan kesehatan dan pendidikan, serta banyak isu lainnya yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan,” ujar Prof Dr Rr. Eko Susetyarini MSi, Kaprodi PBIO UMM, dalam sambutannya.
Menurut Prof Eko, SDGs mencakup 17 tujuan utama yang dibagi menjadi 169 target yang lebih spesifik yang diharapkan dapat dicapai pada atau sebelum tahun 2030. Tujuan-tujuan ini memberikan panduan global bagi negara-negara dan organisasi internasional untuk berusaha mencapai pembangunan berkelanjutan yang lebih baik di seluruh dunia sambil memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Sementara itu, Prof Madya M. Faizal A. Ghani PhD dari Universiti Malaya banyak menyampaikan tentang best practices SDGs di Malaysia. Salah satunya bagaimana keterkaitan dengan pendidikan, yaitu Education for Sustainable Development. Dosen yang telah menghasilkan ratusan paper itu juga menyampaikan perlunya pembudayaan higher-order thinking skills (HOTS).
“Saat ini dibutuhkan kontribusi semua pihak. Dan biologi harus memainkan peran strategis dalam mewujudkan SDGs. Biologi harus berkontribusi menghasilkan generasi yang memiliki HOTS dan terdidik sehingga ramah lingkungan,” tegas profesor alumnus ESL (Indiana University, USA) tahun 2012 itu.
Pemateri lainnya adalah Prof Dr. Ainur Rofieq MKes, guru besar bidang pendikan biologi dan kesehatan. Prof Rofieq secara praktis membahas judul “Mengintegrasikan Aspek Lingkungan dalam Pencapaian SDGs: Kasus Debu Rumah di Perkotaan”. Dia banyak berbagi pengalaman tentang risetnya selama puluhan tahun.
“Secara praktis, debu rumah perkotaan berkontribusi pada berbagai aspek SDGs, terutama aspek kesehatan dan lingkungan. Partikel debu yang ada di udara dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia, yang menyebabkan penyakit pernapasan dan alergi. Partikel debu berperan dalam masalah lingkungan seperti polusi udara dan perubahan iklim karena dapat membawa polutan dan gas rumah kaca,” ujar kepala BPMI UMM ini.
Sementara itu itu, Profesor Dr Yuni Pantiwati MM MPd, guru besar ilmu pendidikan PBIO UMM, menyampaikan paparan tentang “Systematic Review: Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA Inovatif Mendukung Ketercapaian Tujuan Pendidikan Berkualitas Sustainable Develpoment Goals di Indonesia”.
Menurut dia, mendukung ketercapaian SGDs dapat dilakukan dengan mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran. Literasi sains melalui penerapan model pembelajaran dan penggunaan media beserta bahan ajar. Penggunaa media dan bahan ajar seperti komik, cerita bergambar, buku berbasis SSI, LKPD dan poster dalam pembelajaran IPA.
“Penerapan model pembelajaran STEM-PjBL, PBL dengan SSI, guided inquiry-blended learning, dan mengintegrasikan dalam model pembelajaran Li-Pro-GP (mengelaborasikan literasi sains dalam program GLS terintegrasi PPK). Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh guru atau pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan, dan peneliti bidang pendidikan melalui pembiasaan literasi sains dalam pembelajaran,” jelas Kepala Laboratorium Biologi UMM ini.
Sesi akhir dari seminar nasional ini adala presentasi makalah. Pemakalah dibagi menjadi 5 room. Makalah selanjutnya akan dipublikasi di berbagai jurnal mitra dan prosiding. Pada acara ini dipilih juga 5 pemakalah terbaik dan satu penghargaan khusus untuk kepesertaan terbaik.
(Husamah/AS)