BBM Rendah Sulfur Bakal Dikenalkan di Indonesia, Begini Kata Pakar UMM

Author : Humas | Kamis, 08 Agustus 2024 08:50 WIB | KlikMu.co - KlikMu.co

Nozzle bahan bakar diesel di SPBU. Pemeirntah bakal kenalkan BBM rendah sulfur. (GridOto.com)

KLIKMU.CO – Pemerintah tengah gencar menyampaikan rencana rilis bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur. Meski terdengar masih asing, rencana ini dinilai akan membawa banyak keuntungan ke depannya, terutama bagi kendaraan bermesin diesel.

“Secara teknis, pada bagian mesin diesel ada yang namanya nozzle injector. Kandungan sulfur berlebih di dalam bahan bakar dapat menyebabkan tertutupnya semacam lubang-lubang nozzle. Hal ini membuat gerakan suplai bahan bakar yang diinjeksi akan semakin terhambat,” kata Dr Ir Yepy Komaril Sofi’i ST MT, dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memberikan pendapatnya.

Lebih lanjut, Yepy menjelaskan bahwa sulfur sering ditemukan dalam bahan bakar. Pertamina Indonesia telah berupaya untuk menyediakan bahan bakar yang rendah sulfur serta memenuhi ketentuan kandungan maksimum sulfur yang ditetapkan oleh Euro IV, yaitu tidak lebih dari 50 ppm.

Misalnya Pertamax hijau 95 dengan nilai oktan atau RON 95, Pertamax turbo RON 98, dan Pertadex dengan nilai cetane 53. Selain produk tersebut, kandungan sulfur di bahan bakar yang lain masih cukup tinggi.

Ada beberapa keuntungan BBM rendah sulfur. Pertama, jika dilihat dari mechanical engineering terhadap perawatan mesin lifetime-nya akan lebih lama atau awet. Selanjutnya dampak bagi lingkungan jika sulfur menurun, emisi gas yang dihasilkan juga menurun. Sebab, di konsep pembakaran terdapat dua jenis pembakaran, yaitu sempurna dan tidak sempurna.

“Pembakaran tidak sempurna meliputi motor bakar dan pembakaran industri. Dari setiap pembakaran akan menghasilkan karbon monoksida (CO), uap air, dan senyawa lainnya. Sulfur nantinya akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) yang berpengaruh pada peningkatan emisi gas. Jadi BBM rendah sulfur ini akan lebih berdampak positif baik untuk mesin berbahan bakar diesel maupun bagi lingkungan,” terangnya, Rabu (7/8/2024).

Yepy menyampaikan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk menyediakan BBM rendah sulfur. Meski demikian, dia mengingatkan agar upaya pemerintah tersebut dilakukan secara masif. Utamanya dalam segi infrastruktur seperti stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang sudah tersuplai BBM rendah sulfur secara merata.

“SPBU rendah sulfur hendaknya tak hanya di kota-kota besar, melainkan merata sampai seluruh Indonesia. Termasuk pada industri otomotifnya, sebagai penyuplai kendaraan yang sesuai spesifikasi dengan bahan bakar rendah sulfur. Hal ini agar terdapat kegiatan yang selaras antara kebijakan dengan praktik di lapangan,” ungkapnya.

(Wildan/AS)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler