Dosen HI UMM Beber Peluang dan Risiko Indonesia Pasca Bergabung dengan BRICS

Author : Humas | Jum'at, 17 Januari 2025 09:52 WIB | KlikMu.co - KlikMu.co

Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang Ruli Inayah Ramadhoan MSi. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Indonesia resmi bergabung dengan organisasi global BRICS, sebuah langkah yang menuai respons positif dari masyarakat. Salah satu pandangan disampaikan oleh Ruli Inayah Ramadhoan MSi, dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Ia menjelaskan bahwa bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS membawa kepentingan dua arah, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara anggota BRICS.

“Masuknya Indonesia ke BRICS telah lama dinantikan oleh anggota BRICS lainnya. Selain memiliki potensi pasar yang besar, Indonesia juga berperan sebagai pemimpin di ASEAN. Hal ini diharapkan dapat mendorong negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk ikut bergabung,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

Latar Belakang dan Keuntungan Ekonomi

Menurut Ruli, bergabungnya Indonesia ke BRICS didorong oleh kepentingan nasional di bidang ekonomi dan politik. Ia menilai, Indonesia perlu memanfaatkan potensi UMKM untuk merebut pasar global, seperti yang dilakukan China dan India.

Keanggotaan dalam BRICS juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengatasi hambatan dari negara-negara Barat, seperti pembatasan distribusi CPO ke Uni Eropa atau ancaman hambatan tarif dari Amerika Serikat. Melalui BRICS, Indonesia memiliki alternatif pasar global untuk produk lokal, termasuk diversifikasi produk CPO.

“Keanggotaan BRICS dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia. Namun, UMKM harus siap bersaing di pasar internasional agar manfaat ini tidak sia-sia,” tambahnya.

Selain itu, Ruli menyebut bahwa peluang investasi akan meningkat, mendukung optimisme pemerintahan Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen melalui investasi dari negara-negara BRICS.

Tantangan Diplomatik

Meski membawa banyak peluang, keanggotaan BRICS juga menghadirkan tantangan diplomatik. Indonesia harus menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara besar, terutama Amerika Serikat dan sekutunya.

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS, yang mendekatkan hubungan dengan Tiongkok dan Rusia, dapat memengaruhi hubungan Indonesia dengan Barat. Apalagi, isu dedolarisasi yang didorong BRICS mengancam legitimasi ekonomi Amerika Serikat.

“Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan hubungan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat. Selain itu, rencana bergabung ke OECD menjadi strategi penting untuk menyeimbangkan hubungan antara Barat dan BRICS, sekaligus menegaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif,” jelasnya.

Forum Dialog dan Stabilitas Global

Ruli juga menyoroti keuntungan lain dari keanggotaan BRICS, yaitu sebagai forum dialog untuk meningkatkan komunikasi dan pemahaman bersama dalam mengatasi tantangan global maupun regional.

Hal ini dapat meminimalkan konflik akibat perbedaan kepentingan antara anggota BRICS. Selain itu, Indonesia berkesempatan memainkan peran aktif dalam menentukan arah kerja sama dan kebijakan ekonomi yang saling menguntungkan.

“Bergabungnya Indonesia diharapkan dapat membantu menekan potensi ancaman keamanan, seperti konflik antara Tiongkok dan India, serta menciptakan hubungan yang saling menguntungkan untuk stabilitas dan perdamaian dunia,” tutur Ruli.

(Wildan/AS)

Sumber: https://klikmu.co/dosen-hi-umm-beber-peluang-dan-risiko-indonesia-pasca-bergabung-dengan-brics/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler