Surabaya, KLIKMU.CO – Keheningan suasana auditorium Gedung T2 lantai 3 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya langsung pecah dengan suara gemuruh tepuk tangan, pagi menjelang siang Jumat (28/7) itu. Tak kurang dari 75 hadirin turut meluapkan kebahagiaan begitu mendengar Ketua Sidang Ujian Terbuka Doktor atas nama promovenda Rina Wahyu Setyaningrum MEd dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude.
Rina, sapaan akrab promovenda, adalah dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang. Ia menjalani sidang terbuka di hadapan tujuh dewan penguji.
Ketujuh dewan penguji tersebut adalah Syafi’ul Anam PhD sebagai ketua dewan penguji/ko-promotor, Dr Suhartono MPd (sekretaris dewan penguji), Prof Slamet Setiawan PhD (anggota penguji/promotor), Dr Him’mawan Adi Nugroho SPd MPd (anggota penguji/Unesa), Dr Oikurema Purwati MA (anggota penguji/Unesa), Ahmad Munir PhD (anggota penguji/Unesa), dan Prof Dr Teguh Budiharso MPd (anggota penguji/IAIN Surakarta).
Dalam disertasinya yang berjudul Translanguaging in Content and Language Integrated Learning at Islamic Primary Schools of Indonesia, Rina meneliti bagaimana guru dan siswa program internasional di SD Muhammadiyah menerapkan strategi translanguaging dalam pembelajaran sains dengan kurikulum internasional.
Dalam ilmu linguistik, kata Rina, translanguaging memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris sebagaimana disyaratkan oleh kurikulum internasional yang digunakan.
“Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris digunakan bersama atau bergantian dengan bahasa lain, seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa, maupun bahasa Arab,” tutur perempuan yang saat ini menjabat Bendahara Fokal IMM Malang Raya tersebut.
Beda Translanguaging dan Translation
Ketika salah satu penguji menanyakan tentang perbedaan antara translanguaging dan translation, doktor yang juga jebolan Magister Bilingual Education dari Rangsit University Thailand ini memaparkan dengan jelas dan lugas perbedaannya.
Salah satu penciri translanguaging, kata Rina, adalah adanya penjelasan tambahan untuk mendukung penjelasan dalam bahasa Inggris, baik yang disampaikan secara langsung secara lisan oleh guru maupun yang ada di dalam teks.
Rina menjelaskan, siswa diberi kesempatan mendiskusikan sebuah kasus dalam bahasa Indonesia, kemudian mempresentasikan secara lisan maupun tertulis dalam bahasa Inggris. Sementara itu, translation adalah menerjemahkan teks dalam bahasa sumber ke bahasa target secara literal maupun secara sense to sense.
“Translanguaging dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk tetap menjalankan proses pemerolehan bahasa secara natural dan mengurangi beban siswa ketika harus menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran,” imbuh alumnus IMM Raushan Fikr FKIP UMM tersebut.
Novelty (kebaruan) disertasi yang ditulis Rina ini sangat jelas mengungkap bahwa translanguaging yang dipraktikkan dalam SD Muhammadiyah berbeda dengan praktik di sekolah lain karena munculnya kosakata bahasa Arab dan penanaman Islamic values dengan menghubungkan isi Al-Qur’an dengan pelajaran sains.
Rina juga menegaskan bahwa internasionalisasi dalam pembelajaran dapat diinisiasi sedini mungkin dengan fokus pada memberikan pengalaman menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran kepada guru dan siswa. Dalam paparannya, Rina menjelaskan bahwa inisiasi tersebut telah dilakukan oleh SD Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Malang yang telah ia dampingi.
Berkesempatan menyampaikan petuah ujian terbuka untuk promovenda, Prof Slamet Setiawan MA PhD selaku promotor mengungkapkan rasa bangganya atas capaian promovenda yang ia kenal sebagai “ibu suri” dari rekan sengkatannya.
Ia menyampaikan bahwa puluhan publikasi ilmiah telah terbit dalam kurun waktu studi selama empat tahun di Unesa dan dalam waktu dekat akan terbit satu artikel pada jurnal internasional terindeks Scopus dengan topik translanguaging.
Secara khusus, Prof Slamet meminta agar promovenda mendarmabaktikan ilmunya sekembalinya ke UMM. Dari disertasi ini, ia menyampaikan kepada rektor dan jajaran pimpinan UMM untuk mendukung rencana tindak lanjut.
“Berupa penulisan buku, penelitian, dan memasukkan mata kuliah khusus kepada para calon guru untuk memiliki skill mengajar di kelas internasional ataupun mengajar di sekolah sekolah luar negeri,” ujar Prof Slamet.
Dalam ujian terbuka yang berlangsung sekitar dua jam tersebut (pukul 09.00-11.00), hadir langsung Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd, Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi, serta jajaran pimpinan FKIP UMM. (Rin/AS)