Dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Putri Saraswati MPsi dalam UMM Talks. (Humas/KLIKMU.CO)
Malang, KLIKMU.CO – Saat dihadapkan dalam sebuah masalah, seseorang memiliki kecenderungan untuk merasa tertekan. Kemudian akan merasa stres dan depresi ketika tidak dapat menemukan jalan keluar.
Hal itu dijelaskan dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Putri Saraswati MPsi dalam UMM Talks. Podcast yang dilaksanakan pada 9 Juni 2023 lalu mendiskusikan tema terkait “Stress dan Depresi Berat, Cari Tahu Solusinya”.
Putri mengatakan bahwa ada dua tipe individu tatkala sudah menyadari bahwa dirinya sedang depresi. Pertama, orang yang menanganinya dengan cara yang positif seperti bercerita ke orang terdekatnya atau pergi ke tangan yang profesional. Kedua, ada pula mereka yang malah self-diagnosis.
“Apalagi di zaman informasi yang cepat seperti sekarang membuat konten-konten psikologi sering berseliweran. Termasuk terkait ciri-ciri orang stres. Hal itu membuat kita cenderung melakukan self-diagnosis dan itu adalah langkah yang kurang tepat,” ujarnya.
Putri mengatakan bahwa self-diagnosis akan berbahaya bagi seseorang. Sebab, ketidaktahuan akan apa yang sebenarnya terjadi pada diri membuat mereka mengikuti saran-saran dari media sosial yang bahkan keakuratannya belum jelas. Hingga akhirnya melakukan hal-hal yang tidak berkaitan bahkan berbahaya.
“Pada dasarnya, setiap individu pastinya mempunyai tekanan dan setiap individu memerlukannya untuk bisa belajar untuk merespons masalah. Tinggal bagaimana ia menyikapinya, dengan cara yang baik atau tidak. Jika sebuah masalah ditanggapi dengan tidak baik, maka individu akna merasa tertekan hingga stress dan depresi,” jelas psikolog Pusat Layanan Psikologi UMM itu.
Ia menjelaskan bahwa tidak semua orang mampu menyadari bahwa dirinya sedang depresi. Terutama mereka yang awam dan tidak paham. Beberapa ciri orang yang depresi yakni mereka seringkali murung dan tidak bersemangat. Kemudian berakibat pada kurangnya tidur dan asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Auranya juga cenderung negatif.
Ketika mendapati teman atau keluarga yang seperti itu, Putri menyarankan orang-orang terdekat untuk menemani dan mendengarkan keluh kesahnya. Apalagi orang depresi biasanya tidak dapat berpikir secara jerniah dan cenderung berputar dalam masalah yang sedang dialami.
Terakhir, ia juga berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan konten di media sosial. Terutama yang mengangkat tema gangguan psikologi. Sebab, hanya tenaga profesional yang boleh mendiagnosis apakah seseorang mengalami depresi atau tidak.
“Mulai sekarang, jangan mengisi pikiran dengan informasi yang negatif karena akan berdampak buruk dari sisi psikologis dan juga fisik. Lebih banyaklah untuk menyayangi diri sendiri karena hanya diri kita sendirilah yang akan menjalani hari yang panjang,” pungkasnya. (Wildan/AS)