Ilustrasi stroke, perawatan stroke, periode emas perawatan stroke. (Shutterstock/Robert Plociennik)
Penulis Albertus Adit | Editor Albertus Adit
KOMPAS.com - Masyarakat di Indonesia banyak yang mengalami stroke. Penyebabnya tentu ada banyak, seperti karena tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ada pula karena diabetes serta kolesterol yang tinggi. Bisa pula seseorang mengalami stroke lantaran pola hidup yang tidak sehat.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Annisa Nurul Arofah, Sp.S, M.Biomed., stroke dikategorikan dua kelompok.
Yakni stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Stroke penyumbatan terjadi jika pada pembuluh darah di otak kita tersumbat oleh penebalan dinding pembuluh darah akibat kerak lemak. Sementara stroke perdarahan jika terjadi pecahnya pembuluh darah otak.
"Baik stroke penyumbatan maupun perdarahan ini sama-sama mengakibatkan otak tidak mendapatkan suplai makanan dan oksigen kemudian menyebabkan adanya gangguan fungsi," ujarnya, dilansir dari laman UMM, Jumat (21/7/2023).
Ia menjelaskan mengenai gejala yang harus diwaspadai pada serangan stroke antara lain jika pasien mengeluhkan gangguan keseimbangan secara mendadak atau gangguan penglihatan.
Begitupun dengan wajah yang tidak simetris satu sisi, atau muncul kelemahan pada satu sisi tubuh. Hal tersebut merupakan tanda bahaya yang menyebabkan pasien harus segera ditangani.
Tak hanya itu saja, kini stroke bisa menyerang siapa saja tidak terkecuali kalangan anak muda. Apalagi banyak pola hidup kurang sehat yang dijalani anak-anak muda sekarang.
Pada perempuan, terutama yang bisa mengalami stroke akibat alat kontrasepsi (KB) yang mengandung hormon dengan disertai faktor resiko lain, seperti adanya obesitas, peningkatan kolesterol, atau diabetes. Merokok juga merupakan salah satu dari faktor resiko terjadinya stroke.
Annisa menjelaskan, ada dua jenis faktor risiko, yaitu risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain ras, usia, dan jenis kelamin.
1. Ras Asia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena serangan stroke dibandingkan dengan ras Eropa.
2. Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula risiko terjadinya stroke.
Wanita usia subur memiliki hormon yang melindungi dari stroke. "Jadi ketika sudah menopause, risikonya lebih tinggi mengalami stroke," katanya.
3. Laki-laki lebih banyak mengalami stroke yang tipe perdarahan. Lalu untuk faktor yang bisa dimodifikasi atau bisa dijaga yaitu dengan mengatur pola hidup. Seperti menjaga diri agar tidak hipertensi, diabetes, kolesterol yang tinggi, obesitas, merokok, dan konsumsi minuman keras.
Maka dari itu, ada beberapa cara atau langkah untuk mencegah stroke, yakni:
1. Mengontrol tekanan darah.
2. Latihan jasmani dengan berolahraga ringan selama 30 menit setiap hari dan paling tidak dilakukan lima hari dalam satu minggu.
3. Diet sehat dan seimbang, yakni mengatur jenis makanan yang dikonsumsi seperti bahan rendah lemak, sayur, buah-buahan, serta porsi antara karbohidrat, lemak dan proteinnya seimbang.
4. Menurunkan kolesterol.
5. Mengukur berat badan serta indeks pinggang dengan panggul.
6. Menghindari rokok, baik itu menjadi perokok aktif maupun pasif.
7. Menghindari alkohol karena kandungannya meningkatkan produksi lemak yang memicu dan berisi zat-zat pengganggu fungsi pembuluh darah.
8. Mengenali denyut nadi.
9. Menjaga gula darah dalam tubuh.
10. Menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan serangan stroke.