Egi, mahasiswa UMM yang gabung program pemerintah Amerika Serikat. (DOK. UMM)
KOMPAS.com - Menjalani kuliah dan bergabung dengan program di luar negeri tak cuma bisa dilakukan lewat beasiswa atau short course.
Mahasiswa bisa berkontribusi di program milik pemerintah di luar negeri. Seperti kisah Eginuari Ilhani, seorang mahasiswa Program Studi Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Egi, sapaan akrabnya, berhasil mengikuti salah satu program pemerintah Amerika Serikat.
Ia berhasil menjadi salah satu peserta dalam Study of U.S Intitute (SUSIs) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Study of the U.S. Institutes (SUSIs) ini adalah program akademik intensif jangka pendek yang tujuannya adalah untuk membekali mahasiswa menjadi pemimpin dan mempelajari mengenai Amerika Serikat.
Egi mengatakan selama di AS, ia belajar tentang sejarah dan agama yang ada mengingat ia masuk dalam cabang Religious Diversity and Democratic.
“Jadi saya diajak untuk mengunjungi berbagai lokasi bersejarah dari semua agama di AS. Saya akan mengabdi di Dialogue Institute, tepatnya dia kota Pennsylvania selama satu bulan ke depan. Sejauh ini, kami diajak ke salah satu masjid tertua di AS yakni Masjid Kuba. Kemudian belajar tentang Islam yang ada di AS beserta sejarahnya,” jelasnya, dilansir dari rilis UMM.
Egi mengatakan mahasiswa yang bergabung dengan program pemerintah AS ini akan mengunjungi tempat ikonik dari umat kristiani dan belajar agama mereka.
Hal itu bertujuan agar mereka bisa memahami lalu saling menghargai budaya serta ajaran agama masing-masing.
Selain berupaya memahami banyak agama, pada program tersebut, Egi juga diajari cara menjadi pemimpin yang baik di era sekarang.
Kemudian juga cara menggunakan media sosial yang baik dan benar agar bisa mengajak orang pada kebaikan.
Hal tersebut sesuai dengan harapan dan tujuan Egi, yakni menjadi agent of change yang berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Egi bersyukur bisa diterima dan berkontribusi dalam program tersebut. Menurutnya, ini adalah buah dari kerja keras dan keberkahan Tuhan. Ia mengaku bahwa ia tidak banyak berharap.
Ia hanya mengisi formulir pendaftaran, ikut seleksi wawancara dan menunggu pengumuman.
“Saya menunggu pengumuman cukup lama dan beranggapan bahwa saya tidak lolos. Apalagi saingannya juga banyak dari berbagai negara. Namun ternyata nasib saya cukup baik dan bisa terpilih,” katanya sumringah.
Mahasiswa asli Pontianak itu mengatakan bahwa keberhasilannya tak lepas dari dorongan American Corner (Amcor) UMM yang terus memberikan informasi dan tips.
Bahkan Amcor juga menyediakan informasi keren lainnya yang bisa didapat dan dicoba oleh para sivitas akademika yang ada.
“Saya beruntung berada di Kampus Putih UMM yang menyediakan banyak kesempatan program internasional. Lewat program-program inilah, para mahasiswa bisa mengambil peran penting dalam mengawali perubahan baik. Baik itu di tingkat regional hingga internasional. Jangan takut untuk mencoba berbagai hal mumpung masih berada di usia muda,” pungkas Egi mengakhiri.