Plus minus kopi instan(Unsplash/Jakub Dziubak)
Penulis Albertus Adit
Editor Albertus Adit
KOMPAS.com - Kopi kemasan saset kini banyak dijumpai di mana saja. Tak heran jika masyarakat menjadi gemar minum kopi saset.
Meski demikian, jika terlalu banyak atau berlebihan minum kopi saset bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Rahma Sabila Rindardi memberikan penjelasan terkait hal itu.
Menurutnya, konsumsi kopi saset yang berlebihan dapat berpotensi menimbulkan beberapa gangguan dan penyakit. Mulai dari ringan sampai yang serius.
"Meminum kopi pada dasarnya sah-sah saja, namun varian kopi saat ini sangat beragam. Tak jarang banyak kopi yang kandungan kopinya sedikit, namun bahan penyedap tambahannya lebih banyak," ujarnya dikutip dari laman UMM, Senin (10/7/2023).
Saat ini, ada banyak macam atau varian dari kopi kemasan saset. Salah satunya yang sering dijumpai ialah kopi instan yang berasal dari ekstrak biji kopi yang telah disangrai.
Kopi ini mengandung setidaknya 2-8 persen kafein. Sedang jenis kedua adalah kopi serbuk yang mengandung susu, gula, perasa tambahan ataupun krimer.
"Yang bahaya dari kopi instan salah satunya ialah penambahan gula atau krimmer yang dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Zat lain yang berbahaya pada kopi instan yaitu pengawet, bahan antikempal, pengatur keasaman dan perisa," jelasnya.
Karena itu ia menjelaskan mengenai perbedaan mendasar antara kopi murni dan kopi saset yang dapat dilihat dari proses produksinya.
Untuk proses produksi kopi saset harus melewati serangkaian proses, yaitu proses ekstraksi, pengeringan, aromatisasi, dan pengemasan.
Sementara pada kopi murni, proses yang dilewati lebih sederhana yaitu proses roasting dan penggilingan saja.
Jika kopi instan saset dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit yang merugikan bagi tubuh.
"Mulai dari efek diuretic yang dapat menimbulkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil, gangguan tidur atau insomnia hingga peningkatan denyut nadi atau palpitasi," jelasnya.
Dijelaskan, kandungan gula atau krimer pada kopi saset dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Seandainya hal ini berlangsung terus menerus, maka dapat meningkatkan risiko penyakit berat yakni diabetes mellitus.
Selain itu, kandungan kaffein menyebabkan relaksasi otot sfingter esofagus yang mengakibatkan kembalinya (reflux) asam lambung ke dalam kerongkongan atau yang dikenal dengan GERD.
Maka dari itu, ia memberikan pesan kepada masyarakat yang gemar meminum kopi, sebaiknya konsumsi kopi tidak melebihi 100 mg per hari. Yakni setara dengan satu hingga dua cangkir kopi per hari saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.