Melihat Masjid di Malang, Gunakan Tenaga Surya sebagai Sumber Listrik Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Masjid di Malang, Gunakan Tenaga Surya sebagai Sumber Listrik&qu

Author : Humas | Senin, 30 Mei 2022 | kompas.com - kompas.com

Masjid KH. Achmad Dahlan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menggunakan energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Masjid KH. Achmad Dahlan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menggunakan energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).(KOMPAS.COM/Imron Hakiki)

MALANG, KOMPAS.com - Masjid KH. Ahmad Dahlan Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur sekilas tidak ada perbedaan dengan masjid-masjid yang lain. Masjid bercat warna putih dengan kombinasi biru di beberapa pilarnya itu justru terkesan sederhana dibanding kebanyakan masjid di kawasan Malang Raya. Namun siapa sangka masjid yang berada di kawasan Perumahan Griya Permata Alam itu memiliki energi terbarukan berupa tenaga surya dalam instalasi listriknya.  Masjid berlantai tiga itu disebut-sebut sebagai satu-satunya masjid di Malang Raya yang menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) alias Solar Cell.

Ketua Takmir Masjid KH. Ahmad Dahlan, Sugiyanto mengatakan, PLTS itu dipasang sejak Agustus 2021 yang diinisiasi oleh salah satu warga setempat yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novendra Setiawan. "Memang PLTS yang kita punya belum 100 persen memenuhi kebutuhan listrik masjid. Tapi paling tidak dengan PLTS ini kita bisa menghemat penggunaan listrik PLN sekitar 30 persen," ungkapnya saat ditemui, Senin (30/5/2022).
Digunakan siang hari   Masjid berlantai 3 itu baru memiliki 4 panel untuk mengkonversi tenaga surya menjadi listrik. Sugiyanto mengaku masih membutuhkan sekitar 8 panel lagi untuk memenuhi 100 persen kebutuhan listrik masjid yang diperkirakan mencapai 3.200 watt. "Kalau 4 panel ini bisa menyuplai sekitar 800 watt kebutuhan listrik kami," jelasnya.
"Jadi kami biasanya menggunakan Solar Cell ini untuk kebutuhan listrik di siang hari. Seperti azan dan taman pendidikan Al-quran (TPQ). Kalau malam kita tetap menggunakan PLN, karena kami menggunakan AC. Jadi tidak kuat kalau pakai Solar Cell," imbuhnya.

Empat panel itu terpasang di sekitar kubah utama masjid yang berada di atap lantai tiga. Tampak panel itu diletakkan berjejer di atas penyangga alumunium, dengan ukuran masing-masing panel sekitar 1,5 x 1 meter. Panel tersebut berfungsi untuk menyerap sinar matahari, kemudian dikirim ke dalam baterai yang berfungsi menyimpan daya listrik. Lalu energi listrik dialirkan ke sebuah alat bernama inverter yang berfungsi menghasilkan daya yang dapat dikonsumsi oleh beban-beban listrik yang ada. Dari inverter ini energi listrik DC dari panel-panel surya menjadi AC untuk menyuplai ke arah beban peralatan listrik. Selama satu tahun terpasang, menurut Sugiyanto instalasi solar cell itu tidak membutuhkan perawatan-perawatan berarti. "Mungkin hanya butuh dibersihkan di area baterai, dan mengencangkan baut-baut apabila terlihat longgar," katanya. Hanya saja, ketika sudah mencapai 2 tahun pemakaian, baterainya butuh perbaikan berkala. Perbaikan akan dilakukan oleh teknisi pabrikan atau pihak yang memasang perangkat tenaga surya itu, yakni tim dari UMM. "Dulu, untuk memasang Solar Cell ini butuh dana sekitar Rp 20 juta per 4 panel. Jadi kalau butuh sekitar 8 panel lagi, kami butuh dana sekitar Rp 40 juta lagi," bebernya.

Program kampus Beruntung, pemasangan Solar Cell itu didapat masjid KH Achmad Dahlan secara gratis, karena pemasangannya atas dasar program yang dibawa oleh Novendra Setiawan

"Jadi kampus dan dosennya ini mempunyai program pemberdayaan masyarakat berupa PLTS ini di Agustus 2021 lalu," ujarnya. Proses pemasangannya pun menurut Sugiyanto tidak butuh waktu lama. Yakni sekitar empat hari saja, dan dalam satu hari sudah dapat difungsikan untuk menambah daya listrik masjid. "Sedangkan peralatannya, mulai dari panel, baterai hingga inverternya diimpor dari India," jelasnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Perumahan Griya Permata Alam itu berharap pembangkit daya listrik Solar Cell itu bisa menginspirasi masjid-masjid lain, sebab alat itu dinilai sangat efektif dan hemat. "Masjid-masjid yang saldonya mencapai puluhan juta, pasti akan sangat bermanfaat jika dipergunakan untuk membeli PLTS," tuturnya. "PLTS ini selalu bisa dimanfaatkan dalam kondisi cuaca apapun di Indonesia. Tidak harus musim kamarau, musim hujan dan malam hari pun tetap bisa menyerap tenaga surya," sambung Sugiyanto.

 

Sumber: https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/30/134918278/melihat-masjid-di-malang-gunakan-tenaga-surya-sebagai-sumber-listrik?page=3
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler