UMM- Perguruan Tinggi Islam Swasta (PTIS) nampaknya harus memperkuat determinasi Prodi Keislaman. Karena disinyalir determinasi yang seharusnya menjadi ciri PTIS ini sudah semakin menurun. Padahal hal tersebut merupakan tantangan internal bagi PTIS bila ingin terus berkembang di tengah semakin banyaknya persaingan perguruan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan hadirnya perguruan tinggi korporasi dan berjaringan internasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Swasta Islam (BKS PTIS), Dr Muhadjir Effendy, MAP dalam acara Silaturahim BKS PTIS Korwil Jawa Timur di UMM, Sabtu (30/6). “Fakta yang terjadi justru sebaliknya, di mana Prodi umum lebih banyak berkembang dari pada Prodi Islam, termasuk di perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama,” ungkapnya.
Kondisi saat ini, Prodi Islam di PT Islam semakin terpinggir dan kurang diminati. Serta keberadaan Prodi umum lebih banyak. “Akibatnya, tentu saja mengurangi alokasi perhatian dan dana dari Prodi Islam kepada umum. Kecuali itu mutu pelayanan agama terhadap umat pun semakin menurun hal ini salah satu indikasinya menurunnya mutu penyampaian dakwah di Indonesia yang kini banyak didominasi dengan guyonan," sambungnya.
Dalam sejarahnya, imbuhnya, PTIS didirikan oleh para pendahulunya dengan kekuatan ideologi Islam, ada identitas ke-Islaman yang kuat. Oleh karenanya, tantangan PTIS sebenarnya lebih berat karena harus melaksanakan tugas suci dari sekedar menyelenggarakan tugas pendidikan.
Belum lagi tantangan persaingan dengan PTN tak bisa dihindari karena amanah UU memang memberi peluang PTN menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat luas. Tantangan lainnya diperlihatkan dari banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh korporasi besar dan jaringan internasional.
Ini akan semakin berat bila nanti modal asing bisa masuk secara dominan ke dunia perguruan tinggi. “Tentu saja ini tidak bisa dibilang sederhana karena mereka memiliki dana yang tak terbatas, sementara sebagian besar PTIS dikelola dengan dana swadaya yang banyak keterbatasannya,” lanjutnya..nia-KP