UMM- Kesetaraan gender telah cukup lama didengungkan di Indonesia, namun ternyata kenyataan hingga hari ini perempuan khususnya di Malang masih saja tetap berada di deretan marginal terutama dalam hal mengakses keadilan. Hal ini disampaikan salah satu Mahasiswa Australian Consortium for In-country Indonesia Studies (ACICIS) yang sedang studi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Belinda Hopkins saat presentasi penelitiannya pekan lalu.
Menurutnya ada persamaan mendasar yang terjadi pada perempuan di Indonesia dan negara asalnya, Australia. “Hanya saja di Indonesia jauh lebih buruk. Di Australia masyarakatnya sudah sadar tentang persamaan gender dan undang-undangnya pun lebih peka gender dibandingkan dengan di Indonesia,” jelas mahasiswa Universitas Newsouthwels Sidney ini.
Mahasiswa lainnya Katrin Wallis lebih banyak mengurai tentang keberadaan pesantren tempatnya meneliti, yakni An-Nur 2 Bululawang dan Ar-Rifa’I Gondang Legi. Ia bahkan sempat ikut nyantri di dua pesantren tersebut. “Saya terlibat banyak kegiatan bersama para santri. Satu kamar tidur dengan 70-an orang,” kenangnya.
Disana ia menelusuri bagaimana manajemen pendidikan yang diterapkan, fasilitas, kurikulum yang dijadikan pesantren sebagai sebagai unggulan menghadapi modernisasi. “Saya menemukan kesimpulan menarik bahwa modernisasi harus dihadapi dengan memodali santri dengan pengetahuan agama yang kuat namun di sisi lain santri juga dibekali dengan penguasaan teknologi,” terangnya..nia-KP