TEMPO.CO, Malang - Gempa bermagnitudo 5,9 skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Malang Raya--Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu--pada Senin, 8 Juli 2013, sempat membuat panik warga dan nelayan di Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang.
Mereka sempat mengungsi ke tempat yang tinggi lantaran khawatir terjadi tsunami setelah melihat permukaan laut bergelombang cukup tinggi. Untuk sementara mereka menghentikan aktivitas. “Sekarang, sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing, tapi cuma duduk-duduk dan ngobrol di luar rumah. Aktivitas warga di ladang atau di sawah terhenti,” kata Chairul Anam, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahasiswa yang sedang melakukan kerja kuliah nyata di Dusun Sidodadi, Desa Ringin Sari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, ini menuturkan, warga yang panik berhamburan ke luar rumah dan memenuhi jalan desa. Sebagian dari mereka bertakbir, “Allahu akbar…” Banyak perempuan berteriak-teriak dan anak-anak menangis.
Stasiun Geofisika Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, mencatat gempa terjadi pada pukul 09.13 selama 3-5 detik. Lokasi gempa berada pada koordinat 9,16 Lintang Selatan, 113.00 Bujur Timur, pada kedalaman 10 kilometer Samudra Hindia, yang berjarak 112 kilometer tenggara Malang, 114 kilometer barat daya Lumajang, 130 kilometer barat daya Jember, atau 202 kilometer tenggara Surabaya, dan pada kedalaman 10 kilometer.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Malang, Hafi Lutfi, mengatakan gempa tidak berpotensi tsunami. “Lampu di dalam kantor bergoyang, tapi tidak ada kerusakan. Kami sudah berkoordinasi dengan camat-camat di wilayah selatan. Kami menunggu laporan dari mereka,” kata Lutfi.