Komplotan Joki Ujian Masuk UMM Dibekuk

Author : Humas | Selasa, 12 Mei 2015 12:01 WIB | Koran Tempo - Koran Tempo

MALANG - Panitia seleksi ujian masuk gelombang pertama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bersama aparat Kepolisian Resor Malang, Jawa Timur, menangkap tujuh orang yang diduga sebagai komplotan perjokian pada hari pertama ujian kemarin
 

Lima dari tujuh orang itu diduga sebagai joki yang menjadi peserta ujian. Mereka dibekuk lebih dulu saat baru 30 menit mengikuti ujian tertulis Fakultas Kedokteran UMM mulai pukul 08.30 WIB. Ujian berlangsung di Gedung Kuliah Bersama I Kampus III UMM di Sengkaling, Dau, Kabupaten Malang.
 

Mereka bernama Elam Arifiatul Sugito dari Tulungagung; Khusnul Nurdianti asal Bima, Nusa Tenggara Barat; Rafiq dari Kota Batu; Brahmantio Prabu Wisnu Sadewo; dan seorang perempuan berinisial RPL. RPL tidak satu kelompok dengan empat peserta yang dibekuk lebih dulu.
 

Adapun dua orang lagi diduga sebagai operator perjokian, yakni Wargono dan Suko Wahono. Kedua warga Surabaya ini ditangkap di kawasan di sekitar kampus. Polisi menyuruh seorang peserta untuk meminta mereka datang ke kampus UMM. Pancingan ini berhasil. Polisi menyita sejumlah laptop dari Wargono dan Suko.
 

Pembantu Rektor II UMM, Fauzan, mengatakan lima pelaku menggunakan dua modus saat mengikuti ujian masuk Fakultas Kedokteran. Modus pertama, yang dilakukan RPL, masih tradisional, yakni menggunakan handy talky untuk menghubungi joki yang berada di luar lokasi ujian. "RPL menaruh HT di sela-sela payudaranya," ucapnya.
 

Modus kedua menggunakan teknologi canggih yang dipraktekkan empat pelaku lainnya. Mereka membawa server, alat penangkap sinyal, kamera telepon seluler, ponsel pintar, dan magnet sebagai alat penangkap gelombang suara.
 

Peserta pria memasang ponsel dan alat penangkap sinyal di selangkangan, yang tersambung dengan kabel yang dilekatkan ke isolasi pada tubuh peserta. Peranti serupa dipakai peserta perempuan dengan menaruhnya pada kerudung bagian belakang. Sedangkan magnet penangkap gelombang suara diselipkan pada lubang telinga.
 

Kamera sebagai pembaca soal disimpan di dompet kain yang sudah dilubangi seukuran lubang kamera. Fauzan mengatakan kamera telepon seluler digunakan untuk memotret soal ujian. Kamera ditaruh pada paha ataupun di meja. Kemudian, soal ditempatkan di atas kamera yang bisa membaca soal dalam jarak berapa pun.
 

"Jika soal sudah terbaca kamera, operator akan menangkap isi soal. Lalu operator segera mengirim jawaban ke peserta. Operator berada di Yogyakarta," kata Fauzan.
 

Jawaban yang dikirim operator ke peserta ujian berupa suara yang ditangkap oleh magnet yang dipasang pada lubang telinga. Magnet penangkap suara bekerja dengan telepon seluler dan alat penangkap sinyal pada pangkal paha laki-laki dan pada kerudung perempuan bagian belakang serta kabel yang ditempelkan di badan.
 

Jawaban yang diberikan operator kepada peserta memakai kode. Jawaban A menggunakan kode "ayam", sedangkan "bebek" untuk jawaban B. Pengirim jawaban juga menunggu isyarat dari peserta. Peserta akan batuk sebagai isyarat siap mengerjakan soal. Begitu peserta batuk, operator mengirim jawaban. Satu peserta didampingi satu operator.
 

Kasus sejenis pernah terjadi di kampus UMM pada 2013. Sebanyak 31 joki dibekuk pada pertengahan Mei dua tahun lalu, sedangkan tiga orang joki lainnya ditangkap pada 20 Agustus 2013.
 

Rektor UMM Muhadjir Effendy menduga para pelaku perjokian sudah sangat terorganisir dan profesional. Mereka memakai peralatan canggih, seperti kamera mikro berbentuk bros dan alat komunikasi. Diduga mereka juga beroperasi di luar Malang.

Sumber: http://koran.tempo.co/konten/2015/05/12/372697/Komplotan-Joki-Ujian-Masuk-UMM-Dibekuk
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler