Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Malang - Mahasiswa Singapore Polytechnic dan Kanazawa Institute of Technology Jepang melaksanakan program pengabdian masyarakat di Batu, Jawa Timur.
Mereka didampingi oleh Universitas Muhammadiyah Malang untuk menciptakan teknologi tepat guna bagi masyarakat. Total 24 mahasiswa yang terlibat dalam Learning Express angkatan ketiga tersebut.
"Angkatan sebelumnya telah menciptakan sejumlah alat tepat guna," kata koordinator Program Learning Express Karina Sari, Senin, 9 Maret 2015.
Sebelum terjun ke tengah-tengah warga, mereka mendapat pengenalan budaya dan percakapan keseharian masyarakat Batu. Program ini diselenggarakan 11-18 Maret 2015. Para mahasiwa asing itu akan berbaur dan tinggal bersama masyarakat setempat.
Para mahasiswa akan melakukan riset sekaligus menciptakan teknologi tepat guna, sehingga alat yang digunakan bisa langsung diterapkan. Para mahasiswa dibagi dalam tiga kelompok. Tiap kelompok menciptakan proyek berbeda. Proyek yang dikerjakan meliputi peralatan untuk peternakan ulat, kerupuk ubi, dan permen susu.
Peralatan yang diciptakannya akan dipamerkan sebelum diterapkan di masyarakat. Program tersebut, kata dia, seperti halnya kuliah kerja nyata. Mahasiswa kedua negara mendampingi, meriset dan memproduksi peralatan tepat guna kepada masyarakat.
Kepala Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang Abdul Haris menambahkan, program Learning Express sebelumnya hanya diikuti oleh mahasiswa Singapura saja. Namun pada angkatan ketiga ini mahasiswa asal Jepang berminat gabung.
Dalam program tersebut rinciannya 12 mahasiswa Jepang dengan tiga dosen pembimbing dan 12 mahasiswa Singapura dengan pembimbing. "Program kali ini istimewa karena melibatkan mahasiswa Jepang dan Singapura," katanya.
Fasilitator dari Jepang Matsushita Onihito mengungkapkan kegembiraannya dapat mengikuti program tersebut. Ia mengaku tertantang dan berharap bisa terlibat dalam program selanjutnya. "Kami antusias berbaur bersama masyarakat," ujarnya.