TEMPO.CO , Malang:Panitia seleksi ujian masuk gelombang pertama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama aparat Kepolisian Resor Malang menangkap tujuh orang yang diduga komplotan perjokian pada hari pertama ujian, Senin 11 Mei 2015.
Lima dari tujuh orang yang ditangkap diduga joki yang jadi peserta ujian. Mereka ditangkap lebih dulu saat mengikuti ujian tulis Fakultas Kedokteran baru berlangsung 30 menit mulai pukul 08.30 WIB. Ujian berlangsung di Gedung Kuliah Bersama atau GKB I Kampus III UMM di Sengkaling, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Pembantu Rektor II UMM Fauzan mengatakan lima orang pelaku menggunakan dua modus saat mengikuti ujian masuk Fakultas Kedokteran. Modus pertama masih tradisional yang dilakukan RPL dengan menggunakan handy talky untuk menghubungi joki yang berada di luar lokasi ujian. “RPL menaruh HT di sela-sela payudaranya. Modus pertama ini caranya masih tradisional,” jelasnya, Senin 11 Mei 2015.
Modus kedua menggunakan teknologi canggih yang dipraktekkan empat pelaku lainnya. Mereka membawa server, alat penangkap sinyal, kamera telepon genggam, telepon genggam, dan magnet sebagai alat penangkap gelombang suara.
Peserta pria memasang telepon genggam dan alat penangkap sinyal di selangkangan yang tersambung dengan kabel yang dilekatkan dengan isolasi di tubuh peserta. Peranti serupa dipakai peserta perempuan, dengan menaruhnya di kerudung bagian belakang. Sedangkan magnet penangkap gelombang suara diselipkan di lubang telinga.
Kamera sebagai pembaca soal disimpan di dompet kain yang sudah dilubangi seukuran lubang kamera. Fauzan menjelaskan, kamera telepon genggam difungsikan untuk memotret soal ujian. Kamera ditaruh di paha maupun di meja. Kemudian soal ditempatkan di atas kamera yang bisa membaca soal dalam jarak berapa pun. “Jika soal sudah terbaca kamera, maka operator akan menangkap isi soal. Kemudian operator segera mengirim jawaban ke peserta. Operatornya berada di Yogyakarta,” kata Fauzan.
Jawaban yang dikirim operator ke peserta ujian berupa suara yang ditangkap oleh magnet yang dipasang di lubang telinga. Magnet penangkap suara bekerja dengan telepon seluler dan alat penangkap sinyal yang yang disimpan di pangkal paha laki-laki dan di kerudung bagian belakang, serta kabel yang ditempelkan di badan.
Jawaban yang diberikan operator ke peserta memakai kode. Untuk jawaban A menggunakan kode “ayam” dan “bebek” untuk jawaban B. Pengirim jawaban juga menunggu isyarat dari peserta. Peserta akan batuk sebagai isyarat siap mengerjakan soal. Begitu peserta batuk, maka operator langsung mengirim jawaban. Satu peserta didampingi satu operator.