Mahasiswa UMM Inisiatif Mengolah Sampah Jadi Solusi di Dusun Telasih

Author : Humas | Selasa, 20 Agustus 2024 10:41 WIB | kumparan - kumparan

Proses pembuatan Ecobrick Oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Proses pembuatan Ecobrick Oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali membuktikan komitmen mereka dalam berkontribusi untuk masyarakat melalui Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Fokus kali ini tertuju pada Dusun Telasih di Desa Karangploso, yang tengah menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah. Melalui PMM Gelombang 7, Kelompok 31 mempersembahkan solusi inovatif dengan memberdayakan karang taruna setempat dalam pemilahan dan pengolahan sampah melalui program pelatihan intensif.

Program ini dirancang untuk melibatkan secara aktif kaum muda agar mereka memiliki peran dalam menjaga kelestarian lingkungan Dusun Telasih. Dengan metode edukatif yang mencakup pelatihan dan workshop praktis, mahasiswa mengajak karang taruna untuk memanfaatkan sampah, terutama sampah plastik, menjadi barang bernilai guna seperti ecobrick yang diolah menjadi pot tanaman.

Kolaborasi erat antara mahasiswa PMM, tokoh masyarakat, serta karang taruna menjadi elemen penting dalam kesuksesan inisiatif ini. Tim PMM yang dipimpin oleh Raka Baguy Y sebagai koordinator, bersama anggotanya yaitu Syahrul, Azriel, Reizkita, dan Zherlinda, secara cermat merancang program yang berkelanjutan dan mudah diterapkan oleh masyarakat. Melalui pendekatan yang interaktif dan komunikatif, mereka memperkenalkan pentingnya kebersihan lingkungan, sambil memberikan pengetahuan mendalam terkait klasifikasi sampah dan proses pengolahannya.

Materi disusun secara mudah dicerna, namun tetap memberikan wawasan luas yang relevan bagi karang taruna. Pembahasan mencakup topik penting seperti dampak sampah terhadap ekosistem, teknik pemisahan jenis-jenis sampah, prinsip daur ulang, hingga peluang ekonomi dari hasil pengolahan sampah. Para peserta didorong untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, analisis studi kasus, hingga praktik langsung, yang membuat pengalaman belajar terasa menarik dan aplikatif.

Mahasiswa kemudian mengajak peserta untuk langsung terjun ke lapangan dengan membuat ecobrick, sebuah konsep daur ulang yang memanfaatkan botol plastik sebagai media penyimpanan sampah plastik yang telah dipotong kecil-kecil dan dipadatkan. Selain mengenalkan konsep daur ulang, proses ini juga melatih kesabaran, ketekunan, serta kreativitas karang taruna dalam menciptakan produk yang ramah lingkungan.

Tahapan pembuatan ecobrick dijelaskan dengan rinci, mulai dari pemilihan botol plastik yang tepat, proses membersihkan botol, hingga pemotongan plastik menjadi bagian kecil yang kemudian dimampatkan dalam botol hingga penuh. Mahasiswa juga memberikan panduan cara menyusun plastik dalam botol agar lebih padat dan efektif, termasuk memilih jenis plastik yang cocok untuk dijadikan ecobrick.

Tak hanya berhenti pada pembuatan ecobrick, produk jadi ini dimanfaatkan sebagai pot tanaman, yang menambah nilai estetika dan membawa nuansa hijau di sekitar lingkungan Dusun Telasih. Karang taruna pun diajak berinovasi, merangkai beberapa ecobrick menjadi pot.

Program ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh karang taruna Dusun Telasih. Mereka semangat dalam mempraktikkan cara memilah sampah dan berkreasi dengan ecobrick untuk digunakan sebagai pot tanaman, baik untuk hiasan maupun untuk tanaman pangan. Bahkan beberapa di antara mereka mulai berani berinovasi dengan menciptakan desain pot ecobrick yang lebih unik.

Efek dari program ini mulai terlihat dalam perubahan perilaku positif di kalangan karang taruna. Kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan meningkat, dan mereka pun mulai aktif mengajak warga sekitar untuk berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah yang telah mereka pelajari. Beberapa anggota karang taruna bahkan telah memulai inisiatif baru seperti mendirikan bank sampah kecil dan mengadakan lomba kreatifitas ecobrick di tingkat lingkungan.

Harapan besar dari program edukasi ini adalah agar dampaknya dapat dirasakan secara berkelanjutan. Selain meningkatkan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat, mahasiswa UMM juga berharap program ini dapat membuka peluang ekonomi baru bagi karang taruna. Tidak hanya sekadar mengolah sampah, mereka juga didorong untuk berwirausaha dengan menciptakan pot tanaman dari ecobrick yang dapat dijual ke masyarakat.

Koordinator PMM, Raka Baguy Y, menyampaikan harapannya terhadap keberlanjutan program ini. “Kami berharap program ini menjadi inspirasi bagi karang taruna untuk terus berkreativitas dalam mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat. Dengan memanfaatkan ecobrick sebagai pot tanaman, kita tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga mempercantik lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Melalui pemberdayaan karang taruna ini, mahasiswa UMM berharap Dusun Telasih dapat menjadi model bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang inovatif dan kreatif. Ke depan, tim PMM akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi guna memastikan keberlanjutan program, sehingga dampak positif ini dapat dirasakan oleh generasi muda dan masyarakat.

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler