Politik Itu Kita dan Kita Itu Berpolitik

Author : Humas | Jum'at, 14 Juli 2023 21:15 WIB | kumparan - kumparan

Ilustrasi politik. Foto: Shutter Stock

Ilustrasi politik. Foto: Shutter Stock

Berawal dari video yang diunggah oleh Pandji Pragiwaksono yang berjudul “Kiprah Politik Pangeran Siahaan” dalam akun youtubenya, mengingatkan keluh kesah saya terkait hubungan politik dan manusia. Dalam video tersebut terdapat 2 (dua) pembahasan menarik terkait “mengapa banyak orang bisa kesal terhadap seseorang mengenai sikap politik mereka?”

Pertama, tergantung terhadap sosok yang didukung dalam suatu kampanye yang sedang dilakukan. Bisa jadi tokoh atau sosok yang didukung tersebut berlawanan dengan apa yang kita harapkan.

Kedua, banyak dari kita tidak terbiasa melihat seseorang dalam menentukan dan menunjukkan secara publik. sebagai contoh Pangeran Siahaan yang memang lebih dikenal sebagai penyiar olahraga di beberapa acara televisi dan duetnya bersama Coach Justinus Lhaksana di acara bernama “The Pangeran and Justin Show” di channel Youtube Regista.

Kemudian labeling atau image yang sudah melekat kepada diri seorang Pangeran adalah sebagai penyiar olahraga, sehingga banyak orang kaget, kesal, bingung ketika dirinya menunjukkan dukungan terhadap salah satu kandidat calon presiden 2024 yang akan mendatang.

Padahal segala bentuk politik dengan diri manusia tidak dapat terpisahkan dalam segala lini secara sadar maupun tidak sadar, tergantung bagaimana pemahaman kita, dan kepekaan kita dalam melihatnya.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN POLITIK ?

Ilustrasi terkait politik yang merupakan makna yang sangat lekat dengan arti suatu kebijakan (Sumber : unsplash.com/GR Stocks)

Ilustrasi terkait politik yang merupakan makna yang sangat lekat dengan arti suatu kebijakan (Sumber : unsplash.com/GR Stocks)

Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita harus menemukan definisi dari kata politik itu sendiri, dalam KBBI politik memiliki 3 makna yang cukup kompleks. Pertama, pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan).

Kedua, segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Ketiga, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah) kebijaksanaan.

Politik memiliki makna yang lekat dengan policy, akan tetapi dalam bahasa Indonesia kata policy disamakan dengan arti kebijaksanaan. Mengutip dari buku kebijakan hukum pidana yang ditulis oleh Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, S.H., dikatakan bahwa istilah kebijakan diambil dari istilah “policy” (Inggris) atau “politiek” (Belanda).

Maka menurut alasan-alasan di atas dan pendapat saya pribadi, politik memiliki suatu makna kebijakan.

POLITIK DALAM NEGARA

Jika kita menuliskan kalimat kebijakan negara pada mesin pencarian (google), maka kalian akan diberikan begitu banyak istilah dan contoh terkait apa itu kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah.

Pada dasarnya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan kebijakan yang ditujukan untuk masyarakat luas atau publik, baik itu dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung.

Sebagai contoh politik dalam negara, baru-baru ini Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga legislatif baru saja mengesahkan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan menjadi Undang-undang (UU).

POLITIK DALAM HIDUP KITA

Untuk menguji hipotesis dalam artikel ini, apakah memang benar bahwa politik itu kita dan kita itu berpolitik. Untuk itu mari kita sama-sama bayangkan diri kita sebagai seorang pekerja yang harus pergi ke kantor dan menjalani aktivitas kerja selama pagi hingga sore. Anggap saja Andi sebagai representatif kita dalam contoh ini.

Pada pagi hari Andi tentunya melaksanakan salat subuh terlebih dahulu, umumnya menggunakan sarung, sajadah. Kemudian sarapan, mandi, memakai kemeja berwarna biru muda, celana bahan hitam, ikat pinggang kulit berwarna coklat dan tidak lupa sepatu kulit senada dengan ikat pinggangnya.

Lalu Andi berangkat kerja menggunakan sepeda motor, mampir sebentar mengisi bensin di pompa bensin milik negara. Sampailah Andi di kantor, menjalani aktivitasnya seperti biasa. Di jam makan siang Andi memesan makanannya melalui layanan pesan antar di aplikasi ojek online, tidak lupa dengan es kopi susu gula arennya.

Tibalah pada sore hari dan waktunya Andi pulang ke rumah, lalu di mana letak politiknya?

Sadarkah kita bahwa dalam satu hari yang dijalankan tadi terdapat politik-politik atau kebijakan yang secara tidak langsung harus diterima oleh Andi. Outfit yang dipakai oleh Andi untuk bekerja bisa saja secara keseluruhan bernilai jutaan rupiah, dari mana asal harga tersebut, siapa yang mengusulkannya, siapa yang terlibat di dalamnya.

Harga sepeda motor yang dicicil setiap bulannya, belum lagi berbicara mengenai pajak, harga bensin yang setiap saat bisa berubah-ubah, siapa yang berhak menggantinya, faktor apa saja yang dapat membuat harga itu bisa berubah. Harga makanan dan biaya layanan yang telah dikonversi sedemikian rupa oleh aplikasi yang membutuhkan izin dari pemerintah untuk dapat beroperasi di negara kita.

Untuk itu sangatlah tidak mungkin bagi kita sebagai manusia yang hidup dalam suatu negara dipisahkan oleh politik dalam bentuk apa pun itu, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Karena dalam semua aspek kehidupan kita diatur oleh suatu kebijakan dan setiap harinya kita menentukan suatu kebijakan dalam diri kita.

Sumber: kumparan.com/rexzy-fawzi-1678272796081884349/politik-itu-kita-dan-kita-itu-berpolitik-20mkEfVtWEo/full
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler