LENSAINDONESIA.COM: Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Hatta Rajasa meminta agar perguruan tinggi (PT) di Indonesia memperbanyak alumni teknik.
Permintaan tersebut disampaikan saat memberikan orasi ilmiah dalam acara BKS PTIS di UMM Dome, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (05/05/2007).
Menurut Hatta Radjasa yang juga Ketua Umum PAN, untuk membangun bangsa Indonesia yang utama adalah sumber daya manusianya (SDM).
“Itu agar bangsa Indonesia mampu bersaing dan menjadi bangsa yang unggul pada era persaingan bebas mulai 2015 nanti,” jelas dia di hadapan rektor dari 192 perguruan tinggi Islam di Indonesia dan 7000 mahaasiswa UMM.
Untuk itu, tegas dia, pembinaan terhadap SDM tersebut harus melalui pendidikan. “Makanya, pendidikan ke depan harus memperbanyak lulusan teknik. Sehingga, kita mampu menjadi negara base productive, bukan menjadi negara base market,” katanya.
Selama ini, menurut dia, PT lebih banyak memproduksi tenaga-tenaga non-teknik. Akibatnya, SDM yang memiliki skill industri masih lemah.
Ratio SDM Indonesia, kata Hatta, yang memiliki skill teknik hanya 98. Ratio sebesar itu dinilai sangat rendah dan kalah dengan negara-negara lain.
Dia contohkan seperti Malaysia, ratio tenaga terdidik yang memiliki skill teknik atau industri mencapai 509, Jerman 10.000, Jepang 6000 dan Amerika Serikat 1.850. “Kita jauh ketinggalan dibandingkan dengan mereka,” tandasnya.
Maka, dia meminta agar jurusan teknik di tiap perguruan tinggi di Indonesia diperbanyak. Alasannya, agar transformasi ekonomi lebih cepat meningkat.
Menurut dia, lompatan-lompatan yang bisa dilakukan bangsa Indonesia agar terjad transformasi ekonomi lebih baik, lebih cepat menuju masyarakat yang sejahtera hanya bisa dilakukan melalui peningkatan SDM.
Untuk itu, kata dia, bangsa Indonesia minimal bisa menghasilkan 25.000 insinyur, tenaga yang memiliki skill teknik setiap tahunnya. Sebab, jika dibandingkan dengan bangsa lain, Indonesia dinilai juga masih ketinggalan.
Menurut Hatta, jumlah warga negara Indonesia yang bisa kuliah hanya 7 persen. Sedangkan negara lain sudah lebih dari 35 persen. Makanya, Indonesia menargetkan minimal tahun 2015 sudah ada 20 persen penduduknya yang bisa kuliah di perguruan tinggi.
Mayoritas dari sejumlah itu diharapkan memilih jurusan teknik. Selain PT diminta memperbanyak jurusan teknik, dia juga berharap riset terus ditingkatkan. Harapannya, dengan banyaknya penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi akan mempercepat proses akselerasi menuju bangsa yang memiliki keunggulan.
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan infrastruktur yang lauak dan memadai. Dia pun memaparkan bila Indonesia harus membangun inkubator-inkubator di tiap daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki. Inkubator itu, diharapkan bisa Sehingga, melahirkan enterpreneurship yang andal.
“Di tiap daerah seperti kota atau kabupaten nanti harus ada perguruan tinggi teknik. Itu sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Sehingga, potensi yang ada memiliki nilai tambah. Tidak dijual mentahan lagi sebagaimana selama ini. Jika semua itu dilakukan dengan baik, Insyaa Allah 2020 Indonesia akan menjadi negara yang unggul,” tandasnya.