MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan inovasi dengan memproduksi pakan ikan koi mandiri berbasis bahan baku lokal. Inovasi ini dilakukan berlandaskan mahalnya pakan ikan yang menjadi salah satu komponen biaya tertinggi dalam budidaya koi.
Bahkan bisa mencapai sekitar 60 persen dari total biaya produksi. Untuk pakan induk produksi impor dapat mencapai Rp 250 ribu per kilogram dan pakan pembesaran koi mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Salah satu anggota tim, Ganjar Adhywirawan, S.Pi. MP. menjelaskan, bahan baku lokal tak hanya berbiaya lebih terjangkau. Namun memiliki kandungan nutrisi yang baik dan sesuai kebutuhan ikan koi.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah tepung ikan, tepung maggot, tepung bekatul, tepung cacing dan spirulina. “Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari inovasi ini, terutama dari aspek pengadaan pakan,” katanya.
Tahap pembuatan pakan diawali dengan melakukan penentuan bahan baku lokal. Kemudian penyusunan formulasi pakan yang dilanjutkan proses produksi menggunakan mesin pencetak pakan koi. Lalu melewati proses pengeringan dan terakhir pengemasan. “Rencananya pakan ikan koi ini akan diproduksi massal pada bulan September usai melalui uji coba terlebih dahulu pada bulan Juli mendatang,” lanjut Ganjar menjelaskan.
Adapun inovasi dan penelitian pakan koi ini dimulai sejak 2022 lalu dan direalisasikan pada 2023 melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam bentuk kerjasama. Yakni kolaborasi antara Prodi Akuakultur dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan mitra dunia usaha dunia industri (DUDI), CV. Indokoi Malang.
Pengembangan pakan ini juga tak lepas dari adanya Center of Excellence Koi yang didirikan oleh Prodi Akuakultur. Pakan ikan ini juga menjadi bukti bahwa CoE mampu memberikan inovasi dan terobosan baru untuk membantu para peternak koi. Jadi tidak hanya mencetak sumber daya manusia yang mumpuni, tapi juga menebar manfaat ke sesama.
Ganjar juga menambahkan bahwa inovasi pembuatan pakan ikan koi merupakan hasil riset awal dari Dr. Hany Handajani, S.Pi, M.Si bersama tim dosen program studi akuakultur. Keefektifan penggunaan bahan lokal tersebut diharapkan memberi keuntungan lebih besar pada budidaya ikan koi. Sehingga tidak perlu mengkhawatirkan pengeluaran yang tinggi.
“Keunggulan dari pakan produk kami tentunya biaya produksi yang lebih terjangkau. Harga jual juga murah serta penggunaan bahan baku berbasis lokal, bukan bahan import,” pungkasnya. (imm)