Ajak Masyarakat Gelorakan Cinta Tanah Air

Author : Humas | Rabu, 10 Desember 2014 23:32 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG - Masyarakat Indonesia harusnya punya cinta tanah air. Jangan seperti sekarang, justru lebih mencintai negara lain. Nasionalisme masyarakat sekarang memang sudah mulai tergerus, makanya kita harus mengembalikannya kembali dengan menambah wawasan kebangsaan di masyarakat.
Demikian disampaikan Panglima Kodam (Pangdam) V/Brawijaya, Mayjen TNI Eko Wiratmoko usai membuka acara Acara Sarasehan Dalam Rangka Peringatan Hari Juang Kartika tahun 2014 di Dodik Belanegara Rindam V/Brawijaya, kemarin (10/12/14). "Wawasan kebangsaan sangat diperlukan untuk pemuda. Mereka perlu mengerti selak-seluk bangsa ini," jelasnya.
Acara yang bertajuk Pemantapan Wawasan Kebangsaan dalam Perkokoh Keutuhan dan Kedaulatan NKRI ini, dihadiri pula oleh Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kol Arm Totok Imam Santoso. Selain itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Prof. Muhadjir Effendy, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Malang Hariyono dan dan dimoderatori oleh Rektor Universitas Merdeka Malang Anwar Sanusi.
"Dengan situasi dan kondisi saat ini TNI Angkatan Darat bertekad untuk bersama-sama dengan komponen bangsa lain terus menggelorakan gerakan cinta tanah air," tegasnya. Menurutya, upaya ini akan dilakukan terus menerus. "Tahun ini sudah dua kali" jelasnya.
Danrem 083/Baladhika Jaya, Totok Imam Santoso menyatakan, semangat untuk menyukseskan pembangunan nasional dilakukan melalui berbagai bentuk pengabdian nyata. "Pengabdian ini selalu berpegang teguh pada jati diri TNI AD sebagai prajurit rakyat, yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku, selalu baik dan bersama-sama dengan rakyat," tegasnya.
Totok mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut TNI akan mengajak berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk sama-sama melestarikan nilai bangsa. "Karena itu dalam sarasehan ini semua elemen kita ajak, ada akademisi, mahasiswa dan tokoh masyarakat," jelasnya.
Sementara Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa bangsa adalah suatu solidaritas, spirit, yang tercipta oleh rasa senasib dalam pengalaman masa lampau. Indonesia disebut sebagai negara kebangsaan, saat momentum sumpah pemuda, serta deklarasi Djuanda yang mempertegas wilayah laut NKRI. "Tentunya, kita masih butuh TNI untuk mewujudkan hal tersebut," tegasnya.
Di akhir sarahsehan, ada tujuh kesimpulan yang didapat. Yakni, belum optimalnya pembentukan  karakter bangsa, kurangnya keteladanan pemimpin , lemahnya budaya patuh, cepat menyerap budaya global yang negatif dan belum mampu menyerap budaya global yang belum sesuai dengan budaya kita, tidak meratanya kondisi sosial, kurangnya menghargai bagi anak bangsa yang berprestasi, serta sistem pendidikan yang belum terintegritas dalam penyerapan wawasan kebangsaan.

Sumber: http://malang-post.com/kota-malang/96185-ajak-masyarakat-gelorakan-cinta-tanah-air
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler