Bukan Atlet Kalau Belum Juara Nasional

Author : Humas | Selasa, 12 Maret 2013 13:53 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG – Solehuddin, siswa kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Al-Hayatul Islamiyah Kedung Kandang ini meraih juara 1 kejuaraan pencak silat antar pelajar Se Malang Raya. Kejuaraan yang diadakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Malang itu digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai tanggal 7-9 Maret lalu.
“Alhamdulillah ini sudah menjadi prestasi saya yang kesekian kalinya di tahun 2013, sebelumnya saya meraih juara 1 nasional di Makasar,” ungkap remaja yang akrab disapa Soleh itu.
Sebelumnya, putra pasangan Sasmito dan Subaida ini meraih juara 1 dalam seleksi pekan olahraga pelajar nasional wilayah (Popwil) Indonesia timur yang meliputi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat dan Timur di bulan Desember 2012. Ia juga meraih juara 1 dalam pekan olahraga pemerintah daerah (Popda) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada tahun yang sama.
“Berbagai prestasi tersebut saya raih karena termotivasi oleh guyonan pengurus yayasan dan pesantren Al-Hayatul Islamiyah bahwa kalau tidak membawa predikat juara tidak usah pulang ke pesantren, bahkan katanya kalau tidak juara nasional itu belum bisa dikatakan atlet,” tutur siswa yang masih polos ini.
Anak ketiga dari empat bersaudara itu menuturkan, ia mulai tertarik ikut pencak silat sejak kelas IX MA. Awalnya Soleh diajak kakak kandungnya, yaitu Agus Salam untuk mengikuti jejaknya dalam pencak silat. Sebelumnya masih ragu, namun karena rasa penasarannya yang kuat, akhirnya ia juga ikut bergabung latihan pergurusan pencak silat Perisai Diri di pesantrennya.
Tiga bulan berlatih, siswa pindahan dari Madrasah Tsanawiyah Sunan Giri Gondanglegi itu langsung ikut kejuaraan tapi masih belum meraih juara.
“Waktu itu masih baru jadi masih belum mendapat apa-apa, kemudian beberapa hari berikutnya ada seleksi pembinaan dari pelatih Perisai Diri yaitu pak Siyanto untuk dikirim ke berbagai kejuaraan dan saya lolos seleksi,” urainya.
Dari seleksi itu, Soleh semakin termotivasi untuk meningkatkan latihannya. Bahkan tiap hari di tengah malam buta ia berlatih sendiri dan terkadang berdua dengan temannya. Latihannya yang tekun berbuah manis. Di tahun 2009 Soleh ikut pertandingan pencak silat dan sukses meraih juara 2.
Berikutnya ia selalu aktif dalam beberapa kejuaraan. Seperti kejuaraan Wali Kota Cup se Malang Raya, kejuaraan antar pelajar Malang Raya, dan Pekan Olahraga Santri Pemerintah Daerah (Pospedda) di Jombang. Dari masing-masing kejuaraan tersebut ia meraih juara 2. Namun, prestasi yang sangat membanggakan yaitu ketika ia meraih juara I kejuaraan nasional di Makasar.
“Awalnya saya kaget waktu hendak pergi ke Makasar, saya pikir dekat dan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan bis saja, tapi ternyata naik pesawat,” ceritanya dengan wajah polos.
Berkat prestasinya itu, kini siswa yang juga ikut bergabung dalam Qosidah Nada Qolbi itu mendapatkan penghargaan dari pesantren dan sekolah. diantaranya memperoleh beasiswa bulanan dari pondok pesantren serta sekolah gratis tanpa biaya.
Sampai saat ini remaja kelahiran 4 Juni 1995 itu giat berlatih. Hal itu ia lakukan untuk mengejar impiannya untuk menjadi atlet internasional yang bisa membanggakan sekolah, pesantren, kota dan negaranya. Soleh juga ingin menjadi guru dan pelatih pencak silat.
“Saya senang bisa berbuat sesuatu yang bisa membanggakan orang tua, pondok pesantren dan Kota Malang, paling tidak lewat prestasi yang selama ini saya raih,” tandasnya.(mg3/eno)

Sumber: http://www.malang-post.com/edupolitan/63479-bukan-atlet-kalau-belum-juara-nasional
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler