Developmentalisme itu Bohong Besar

Author : Humas | Rabu, 18 November 2009 14:25 WIB | Malang Post - Malang Post

Faham pembangunan atau developmentalisme itu bohong. Dan kebohongan ini dilakukan oleh aktor-aktor dalam negara ini sejak masa orde baru. Bahkan saat lahirnya globalisasi setelah era reformasi bergulir, pemerintah hanya menjadi kepanjangtanganan dari asing saja.

Hal ini terkuak dalam seminar bertajuk Developmentalisme dan globalisasi dalam Perspektif Sosiolog yang digelar Jurusan Sosiologi Industri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Hadir sebagai keynote speaker dalam acara yang digelar di BAU UMM kemarin Sosiolog dari UGM, Suharko PHd.

“Sejak arus globalisasi masuk ke negeri ini justru angin negatif yang melanda, baik itu untuk bidang ekonomi ataupun sosial,” ungkap Suharko.

Menurutnya, ketakutan bangsa Indonesia akan faham Neoliberalisme yang sempat berhembus saat pencalonan Presiden SBY Boediono adalah sebuah fakta. Karena sesungguhnya globalisasi ekonomi neoliberalisme ini justru yang semakin membuat perekonomian dunia menjadi terpuruk.

Di satu sisi masyarakat terjangkit idiologi konsumerisme. Gaya hidup pun berubah dari yang biasa suka makanan lokal menjadi bangga dengan yang kebarat-baratan. “Kebijakan yang dilahirkan pemerintah itu ibarat bedak, sehingga wajah yang gelap pun seolah tidak gelap karena dibedaki,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Jurusan Sosiologi Industri FISIP UMM, Dra Tutik Sulistyowati M.Si menuturkan, agenda seminar kali ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa dan civitas UMM saja. Melainkan juga melibatkan guru-guru sosiologi yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi di Malang raya.

“Dengan melibatkan guru di tingkatan SMA kami harap ilmu yang akan diberikan di perguruan tinggi bisa mulai dikenalkan di sekolah, ucapnya.

Sumber: http://malangraya.web.id/2009/11/18/developmentalisme-itu-bohong-besar/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler