MALANG - Harga minyak bumi yang terus melambung dan ancaman bahwa suatu saat minyak bumi akan habis memberikan inspirasi bagi Dr.Ir. Maftuchah, MP, dosen Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Maftuchah melakukan rekayasa genetik guna menghasilkan jarak pagar yang mampu menghasilkan biodisel berkualitas tinggi. Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2004 yang lalau telah menghasilkan jarak pagar yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lahan kering (lahan marginal).
Hasil uji coba di Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Lombok Utara, Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur, telah membuktikan bahwa jarak pagar yang dihasilkan tahan terhadap kekeringan.
Penelitian yang melibatkan beberapa pakar, antara lain Dr (Cand).Ir. Agus Zainudin, Ir. Fauzan, MT dan Zamzami Septiropa, ST,MT tersebut juga telah berhasil mendapatkan jarak pagar yang mampu menghasilkan minyak dengan kualitas yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya kandungan asam lemak bebas (Free Fatty Acid, FFA).
Menurut Maftuchah, minyak jarak yang dihasilkan memiliki kandungan asam lemak bebas kurang dari 9 persen, bahkan ada beberapa galur yang kandungan asam lemak bebasnya hanya 5 persen.
“ Padahal berdasarkan laporan dari BPPT pada umumumnya kandungan asam lemak bebas pada minyak jarak rata-rata mencapai 30 persen,” ungkapnya.
Hasil penelitian tersebut menarik perhatian dari berbagai pihak untuk melakukan kerjasama, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Antara lain adalah dengan BPPT (Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi), dengan PT Bioenergy Semesta Jaya, dengan Korea Energy Economic Institrute/ KEEI-Korea dan KEMCO-Korea, serta dengan PT. Alegria (Perusahaan dari Jepang). Lembaga lain yang terlibat dalam kerjasama ini antara lain adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan-Deptan, BALITTAS, BRDST– BPPT-Jakarta, dan Konsorsium Jarak Pagar Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dana dari berbagai pihak, antara lain pertama Litbang Kementrian Pertanian RI, tahun 2007-2011. Kedua dari DP2M Kementrian Pendidikan Nasional melalui skim Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri, Penelitian Hibah Bersaing, Penelitian Fundamental dan Penelitian Hibah Bersaing dari tahun 2007-2012. Ketiga Korea Energy Economic Institute (KEEI) dan KEMCO-Korea dari tahun 2010-2012. Keempat dari Green Bussiness Forum, Seoul- Korea Selatan, tahun 2011.
Menurut Dekan FPP UMM, Dr.Ir. Damat, MP, kerjasama ini difokuskan untuk melakukan rekayasa genetic guna menghasilkan jarak pagar dengan yang tahan kekeringan dan bisa tumbuh dan berproduksi di lahan marginal, seperti di daerah NTT. Selain itu kerjasama ini juga difokuskan untuk menghasilkan galur jarak pagar yang dapat menghasilkan minyak jarak yang berkualitas tinggi dengan kadar asam lemak bebas (FFA) yang cukup rendah. Target dari kerjasama ini adalah Pelepasan 4 nomor unggulan jarak pagar hasil persilangan, Produksi bibit jarak pagar yang dapat tumbuh dan berkembang di lahan kering (marginal), seperri di NTT, serta pembangunan industri untuk memproduksi minyak diesel.
Damat menyatakan bahwa model kerjasama-kerjasama ini akan terus dikembangkan, baik dengan kalangan industri maupun dengan lembaga atau intansi pemerintah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas lulusannya sehingga mampu bersaing di dunia kerja. (oci/sir/eno)