MALANG - Potensi pertanian yang ada di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, bisa dikembangkan untuk pertumbuhan ekonomi desa. Hal ini ditangkap oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 109 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mencanangkan Tawangsari sebagai tempat Wisata Edukasi Pertanian. Dalam mewujudkannya, KKN 109 UMM bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang diawali dengan mendiskusikan konsep wisata edukasi pertanian tersebut bersama masyarakat.
“Kami melihat bahwa ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di Tawangasari. Alam yang masih indah, belum begitu terkontaminasi tangan manusia, sehingga bisa menjadi daya tarik lebih untuk mengembangkan Wisata Edukasi Pertanian,” ujar Penanggung Jawab Kegiatan KKN 109 UMM Bemby Adrian Ramadhan.
Menurut dia, ada prospek ekonomi yang bisa menguntungkan masyarakat. Sehingga, Divisi Ekonomi dan Kewirausahaan KKN 109 UMM mencoba membuat program yang ternyata disambut antusias oleh masyarakat.
“KKN 109 UMM melihat potensi desa terkait keunggulan hasil pertanian yang dibarengi dengan kondisi desa yang masih asri. Kami melihat secara ekonomis, sekaligus ada upaya pemberdayaan masyarakat desa Itu lebih dari sekadar menjual potensi alam,” papar dia.
Menurut dia, KKN 109 UMM pun sudah membuat diskusi 3 Agustus lalu, sebagai langkah awal menykseskan proker mereka ketika mengabdi ke masyarakat. Kemudian, beberapa konsep tersebut telah dirumuskan.
Sebagai langkah awal, melalui seminar masyarakat mulai diedukasi, termasuk pembiayaan yang coba dimaksimalkan dengan dana desa. “Nantinya masyarakat harus bisa menjadi fasilitator bagi wisatawan ketika mengelola wisata ini,” tambahnya.
Menurutnya, respon masyarakat Tawangsari yang antusias terlihat dengan usulan yang mereka sampaikan. Misalnya, model Pendidikan outdoor dan indoor. Hal itu bertujuan membedakan konsep Pendidikan teori dan praktik di lapangan para wisatawan.
Bersama masyarakat, Mahasiswa KKN 109 turut memilah lahan yang cocok digunakan sebagai lokasi startegis terkait konsep yang dicanangkan. Misalnya tanaman wortel, kentang, cabai, tomat dan beberapa tanaman lainnya menjadi produk ungulan Desa Tawangsari.
Dalam kesempatan diskusi dengan warga, Arif Abdul Wahid sebagai pemateri diskusi menyebutkan bahwa, beberapa wilayah sekitar selalu mengambil bibit pertanian dari Tawangsari. Menurut Arif, daya tarik Tawangsari bukan hanya tentang pertanian, melainkan kearifan lokal dan tradisi masyarakatnya yang masih terjaga. Namun untuk saat ini menurutnya, wisata edukasi pertanian adalah batu loncatan yang cukup baik sebelum merambah ke aspek lain.
Sementara itu, Kepala BUMDES, Anwar menekankan bahwa kegiatan ini tidak boleh hanya sebatas merumuskan konsep. Apalagi, selama ini belum pernah ada rembukan dengan masyarakat desa yang difasilitasi mahasiswa KKN
“Kita kepingin konsep itu ada, tinggal nanti pelan-pelan kita aplikasikan, supaya nanti Desa Tawangsari menjadi salah satu destinasi desa wisata yang berbasis pertanian. Mudah-mudahan ini terus berjalan sehingga nanti dapat terjun,” terang Anwar selepas kegiatan berlangsung.
Selain mencanangkan wisata edukasi pertanian bersama masyarakat, KKN 109 UMM juga menggelar kegiatan seperti penyuluhan sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup, pengobatan gratis bekerja sama dengan TIMAPKES hingga kegiatan Gebyar Desa Tawangasri. (ley/sir/oci)