MALANG – Kampung Wisata Jodipan (KWJ) yang sebelumnya disebut Kampung Warna-Warni, Minggu (4/9) kemarin, diresmikan Wali Kota Malang H. Moch Anton. Untuk mempercepat pengembangan KWJ, Pemkot Malang bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan segera membangun jembatan gantung penghubung KWJ dan Kampung wisata Tridi (3D). UMM sudah menyiapkan tiga alternatif desain jembatan gantung yang akan menjadi selfie booth di KWJ dan Kampung Tridi. Kemarin, ketiga desain itu langsung dipresentasikan di hadapan walikota, Vice President PT. Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana) Steven A. Sugiharto, Ketua DPRD Kota Malang M Arief Wicaksono, Rektor UMM Drs. Fauzan, M.Pd, Camat Blimbing Priyadi, Lurah, LPMK Jodipan, Ketua RT dan RW di Jodipan. “Kita akan desain jembatan gantungnya dari kaca bawahnya. Ini baru pertama kali ada di Indonesia dan sudah dirancang UMM. Sudah ada desainnya dan akan segera didetilkan desain dan rencana anggarannya oleh UMM. Sudah ada beberapa perusahaan yang mengucurkan CSR untuk pembangunan jembatannya,” kata Wali Kota Malang H. Moch Anton kepada Malang Post, kemarin. Meski sudah ada beberapa perusahaan yang siap membangun jembatan gantung itu, walikota masih mengutamakan PT Indana, jika siap untuk melanjutkan CSR-nya untuk pembangunan jembatan gantung itu. Karena, KWJ sudah di sulap menjadi kampung warna-warni oleh PT. Indana dengan menggelontorkan 2,5 ton cat yang bekerjasama dengan Guys of Public Relation (guyspro), praktikan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang dan Paskhas TNI AU. “KWJ ini sebagai bentuk program 100-0-100 di Kota Malang untuk pengentasan kawasan kumuh. Kampung yang sebelumnya kumuh menjadi kampung yang bersih dan ramai didatangi wisatawan. Dulu yang suka membuang sampah ke sungai sudah lagi tidak,” ungkapnya. Tidak hanya itu saja, Pemkot Malang juga urung untuk memindahkan warga di bantaran Sungai Brantas itu ke rumah susun (Rusun). Awalnya, sudah ada perencanaan akan dilakukan pembersihan karena berada di bantaran sungai yang sering banjir. Kampung warna warni yang terletak di Kelurahan Jodipan RW 02, RT 06, 07, dan 08 tersebut merupakan perkampungan yang berada di bantaran sungai brantas. “Tapi berkat ide brilian dari anak-anak Guyspro Ilmu Komunikasi UMM, kampung ini tidak jadi digusur dan akan ditata lebih baik lagi,” terang Ketua DPC PKB Kota Malang itu. Dijelaskannya, karena ide brilian itu, KWJ sudah menjadi destinasi wisata baru di Kota Malang yang sudah ramai diperbicangkan di tingkat nasional, bahkan internasional. Banyak wisatawan yang datang ke KWJ untuk foto-foto ria. Agar warganya mendapatkan keberkahan dari banyaknya kunjungan wisatawan, Pemkot Malang akan melakukan pemberdayaan masyarakatnya dengan menggelar berbagai pelatihan usaha produktif, mulai dari budidaya jamur, sablon, souvenir dan lainnya. “Kita juga ingin KWJ ini menjadi kampung yang produktif. Warganya mengalami peningkatan secara ekonomi dengan usaha-usaha produktifnya. Ini yang akan kami lakukan,” jelas ketua PITI Malang raya itu. Sebagai ungkapan terima kasihnya, walikota memberikan penghargaan kepada delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMM yang tergabung dalam Guyspro, Rektor UMM, PT. Indana, Paskhas TNI AU, Camat Blimbing, Lurah Jodipan, LPMK, Ketua RW dan ketua RT di KWJ. Hal yang sama juga dilakukan PT. Indana kepada walikota dan Rektor UMM. Vice President PT. Indana Steven A. Sugiharto sangat bangga dengan keberhasilan KWJ menjadi destinasi wisata baru di Kota Malang yang berkelas internasional. Berawal dari ide yang sederhana menghasilkan produk yang luar biasa yang sangat fenomenal dengan kampung warna-warninya. Ada 92 rumah di KWJ yang di cat sebanyak 2,5 ton cat dari produsen cat Decofresh itu. “Ini sebagai wujud kepedulian sosial PT. Indana untuk Kota Malang. Sehingga KWJ menjadi jujugan wisatawan yang berkelas internasional,” terangnya. (aim)
.jpeg)