Gerakan Sosial di Lemboto Antar Atang Jadi Doktor

Author : Humas | Selasa, 05 Februari 2013 14:32 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG - Untuk kali pertama, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melahirkan seorang Doktor yang sejak S1 hingga S3 lulusan dari kampus yang sama. Ahmad Atang dinyatakan lulus dan meraih gelar Doktor setelah mempertahankan disertasinya di depan ujian terbuka Program Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM, akhir pekan lalu. Dengan demikian Atang mencatatkan dirinya sebagai lulusan yang setia studi di UMM.
Sekretaris Prodi Doktor UMM, Dr. Sugeng Puji Leksono membenarkan, Atang adalah lulusan FISIP UMM pada tahun 1990. Studi S2 di Magister Sosiologi UMM diselesaikan pada tahun 1999, dan kini S3 juga lulus dari UMM. “Pak Atang ini orangnya ulet dan termasuk fanatik pada UMM. Beliau sangat percaya diri dengan almamater UMM sebagai bagian dari hidupnya,” komentar Sugeng tentang sosok yang sangat dikenal oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur itu.
Di kota asalnya, Kupang, Atang merupakan intelektual yang disegani.
Bersama-sama Prof Dr Alo Liliweri, yang juga promotor untuk disertasinya,  Atang kerap membantu pemikiran pemerintah setempat. Itulah sebabnya penelitian yang diangkat tak jauh dari fenomena di daerahnya itu. Judul disertasinya adalah “Gerakan Sosial Berbasis Budaya (Studi tentang Gerakan Sosial Melawan Investasi di Kabupaten Lembata)”.
Ujian terbuka berlangsung hangat karena para penguji memberikan pertanyaan tajam terkait temuan Atang. Selain Alo,penguji lainnya adalah Prof Dr Syamsul Arifin, Prof Dr Ishomudin, Prof Dr Zainudin Maliki, Dr Wahyudi, Dr A Habin, MA, Dr Vina Salviana. Ujian dipimpin oleh Dr Muhadjir Effend, MAP dan sekretaris Dr Latipun.
Hampir semua pertanyaan dijawab lancar oleh Atang yang kini menjabat Pembantu Rektor I Universitas Muhammadiyah Kupang itu.
Dalam disertasinya, Atang menemukan beberapa poin penting  tentang kekuatan nilai-nilai budaya lokal yang dijadikan sebagai basis melawan investasi tambang di Lemboto. “Ada nilai-nilai mendasar yang dipegang masyarakat Lemboto sebagai civil society ketika berhadapan dengan Negara dan investor. Nilai-nilai itu adalah lapak, ihin weren matan mear, auq niwang, lewo nahtun dan nubunara,” ungkap Atang.
Nilai-nilai itu pada umumnya menolak investasi tambang yang dianggap mempengaruhi perubahan yang tidak diinginkan. Perlawanan masyarakat dilakukan melalui aksi demonstrasi, sumpah adat, bahkan bentuk pembangkangan lainnya seperti boikot dan penghadangan dan penghalangan.
“Harus diakui bahwa perlawanan itu mengganggu akselerasi pembangunan Lemboto,” kata Atang. Bupati Lemboto, Eliezer Yance Sunur,  yang ikut hadir dalam ujian itu ikut membenarkan dengan ekspresi manggut-manggut.
Rektor UMM, Muhadjir Effendy, menyatakan rasa puasnya atas keberhasilan beberapa lulusan Doktor UMM. Sejauh ini, dalam ujian terbuka yang diikutinya, semua menunjukkan keseriusan sebagai calon doktor yang memang diharapkan menjadi filosof, intelektual dan ilmuwan itu. “Semoga dengan lulusnya pak Atang ini menambah darah segar ilmuwan sosial dan politik di Indonesia, terutama di kawasan Timur Indonesia,” harap Muhadjir.
Tahun ini, UMM membuka satu lagi Prodi S3, yakni Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI). Prodi ini masih langka di Indonesia karena hanya terdapat di IAIN Palembang dan UMM saja.(oci/eno)

Sumber: http://www.malang-post.com/edupolitan/61430-gerakan-sosial-di-lemboto-antar-atang-jadi-doktor
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler