Jalan Tembus Tegalgondo Butuh Rp 30 M

Author : Humas | Rabu, 27 Mei 2009 15:17 WIB | Malang Post - Malang Post

Guna merealisasikan pembuatan jalan tembus di Tegalgondo, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sudah mengambil beberapa langkah nyata. Langkah pertama adalah bersedia menghibahkan tanah yang dimilikinya. Sedangkan langkah kedua, UMM sudah membuat denah rencana pembuatan jembatan.

Jembatan itu berfungsi untuk menyatukan Desa Mulyoagung, Dau yang berada di sisi depan UMM dengan Desa Tegalgondo, Karangploso yang berada di belakang UMM. Kedua daerah itu selama ini terpisahkan oleh Sungai Brantas.

Berdasarkan data preliminary study yang dilakukan tim perencanaan UMM, agar bisa optimal untuk menghubungkan Mulyoagung dan Tegalgondo melalui Jalan Jetis. Tepatnya sekitar 500 meter ke arah utara dari tugu perbatasan Kota Malang dengan Kabupaten Malang.

Secara teknis, untuk membuat trase jalan tembus dibutuhkan setidaknya jalan akses sekitar 350 meter. Lebar jalan yang akan dibuat sekitar 11 meter, itu sudah termasuk bahu jalan untuk trotoar. Diperkirakan butuh dana sekitar Rp 30 miliar untuk pembuatan jembatan penghubung tersebut.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan fisik demi menunjang pembuatan jalan tembus yang harus dilakukan adalah pembebasan lahan dan bangunan yang akan dilintasi rencana trase jalan. “Tentu juga pembangunan trase jalan itu sendiri,” kata Lukito Prasetyo, Kepala Biro Umum UMM kemarin.

Selain itu juga membutuhkan sebuah jembatan. Nantinya, jembatan itu bertujuan untuk menyatukan Mulyoagung dan Tegalgondo yang dipisahkan Sungai Brantas. Jembatan itu juga akan melewati dua saluran irigasi.

Berdasarkan data tim perencanaan UMM, dibutuhkan satu buah jembatan bentang sekitar 25 meter dan dua buah jembatan bentang sekitar 3 meter. Termasuk juga sarana utilitas lainnya seperti penerangan jalan umum, drainase, dan sarana lainnya. “Denah ini sudah kami buat sejak 4 tahun lalu,” lanjutnya.

Namun, ungkap Lukito, bila jembatan ini jadi dibuat, maka jalan di Tegalgondo harus dilebarkan. Bukan hanya Tegalgondo, jalan-jalan lainnya seperti Jl. Candi Panggung (Kota Malang) dan Pendem (Batu) harus dilebarkan. Sebab, dengan adanya jembatan, maka jalan di belakang kampus UMM itu akan menjadi jalan alternatif Kota Malang-Batu atau sebaliknya.

Lukito menyatakan, banyak manfaat yang bisa diambil masyarakat bila jalan tembus terealisasi. Yakni adanya pemecahan kemacetan di Dinoyo dan Tlogomas. Memperlancar peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar arel jalan tembus.

Rektor UMM Muhadjir Effendy menerangkan, UMM sudah membeli tanah di kawasan Tegalgondo yang akan dijadikan akses jalan. “Bila memang pemerintah bersedia membuat jembatan untuk jalan tembus, kami bersedia menghibahkan tanah kami,” ucap Muhadjir.

Bupati Malang Sujud Pribadi mengatakan, Pemkab Malang selama ini dalam melakukan pembangunan terbentur masalah pendanaan. Karenanya, pemkab butuh dukungan dari instansi swasta dan peran serta masyarakat. “Bila menunggu dana miliaran rupiah untuk pembangunan jembatan, akan butuh waktu bertahun-tahun. Saat ini yang dibutuhkan adalah action,” kata Sujud.

Untuk action pertama yang dilakukan adalah kerja bakti. Selain itu, dirinya sudah meminta kepada Camat Karangploso untuk mengajak bicara masyarakat di belakang kampus UMM untuk merelakan sebagian tanahnya guna kepentingan jalan.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Malang Muhammad Anwar menerangkan, butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat jembatan penghubung antara Dau dan Karangploso. Itu karena pembuatan jembatan membutuhkan dana miliaran rupiah. Diperkirakan, untuk pembangunan infrastruktur menghubungkan Dau dan Karangploso ini setidaknya butuh dana Rp 30 miliar. 

Sumber: http://malangraya.web.id/2009/05/27/jalan-tembus-tegalgondo-butuh-rp-30-m/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler