Jangan Ragu Garap Isu Lokal

Author : Humas | Rabu, 02 April 2014 11:58 WIB | Malang Post - Malang Post

Dwi Susanti Nugraheni, Akbar Yumni bersama panitia Mafi Fest 2014 saat memberikan keterangan pers di UMM Dome kemarin

Malang Film Festival 2014
MALANG - Sutradara film peraih piala Citra di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2013, Dwi Susanti Nugraheni berharap pecinta film di Malang tak ragu menggunakan kelokalan sebagai ide membuat film dokumenter. Melalui ajang Malang Film Festival ia berharap muncul para sutradara film dokumenter yang kritis menggarap isu lokal.
Hal tersebut diungkapkan saat agenda konfrensi pers Malang Film Festival 2014 yang digelar Kelompok Studi Sinematografi Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kemarin. Ia adalah salah satu juri Mafi Fest ke 10, juri lainnya adalah Ine Febrianty, Tomi Taslim, Adrian Jonathan, Damar Ardi, Bowo Laksono, Farid Rusman, Akbar Yumni dan Prof Djoko Saryono. 
“Melalui film-film dokumenter yang lahir dari daerah diharapkan bisa mengungkap potensi lokal, bukan justru terpengaruh gaya tutur yang sudah ada,” ungkapnya.
Menurutnya film dokumenter yang ada saat ini terkesan mengungkapkan fakta di permukaan saja, belum bisa menganalisa jauh dan berfikir luar biasa. Film dokumenter cenderung kurang kritis menangkap permasalahan yang ada. Film dokumenter menurutnya harus subyektif dan menggambarkan karakter sutradaranya. 
Beragam informasi yang ada di luar tidak akan bisa mempengaruhi cara pandang seorang sutradara film dokumenter. Karena itulah film dokumenter tidak butuh cover bothside seperti sebuah karya jurnalistik. Selain itu menurutnya membuat film documenter tidak cukup hanya satu atau dua minggu saja. Tetapi membutuhkan riset yang panjang. 
Hal senada diungkapkan Akbar Yumni. Menurutnya isu lokal khususnya cara pandang lokal daerah harusnya ditonjolkan dalam sebuah film dokumenter. Sehingga yang ditampilkan bukan isu besar namun realitas yang ada di sekitar lingkungannya. “Kegiatan ini memunculkan optimisme baru bahwa dokumenter masih ada dan besar dari Malang,” tegas Akbar.
Sementara itu Direktur Mafi Fest, M Jen’al Idrus menuturkan tahun ini panitia mengusung tema PESONA dengan mengangkat icon lambing kecantikan yang memiliki pesona di Kota Malang yaitu Putri Kendedes. “Mafi Fest bertujuan untuk memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar dan masyarakat luas,” ujarnya.
Sebelum acara Mafi Fest, digelar roadshow di 7 kota pada 20 November-7 Desember yaitu Bandung, Malang, Medan, Semarang, Surabaya, Tangerang dan Jember. Roadshow bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai MAFIE Fest 2014 kepada pembuat film dan komunitas film, khususnya pelajar dan mahasiswa. Dari 178 judul film yang masuk, terdapat  40 film yang layak masuk penjurian.

Sumber: http://www.malang-post.com/pendidikan/84617-jangan-ragu-garap-isu-lokal
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler