MALANG- Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan Universitas Muhammadiyah Malang (PSLK UMM) sukses menggelar nonton bareng film Trashed dan diskusi lingkungan bertema “Sampah dan Kita Semua”, (14/10/15). Acara ini dilaksanakan bekerja sama dengan Komunitas Omah Hijau dan mendapat rekomendasi dari Word Wildlife Fund (WWF) Indonesia diikuti oleh sekitar 250 mahasiswa dari berbagai program studi di UMM, para pemerhati lingkungan, dosen dan karyawan. Kegiatan ini sekaligus merupakan cara PSLK UMM untuk memaknai dan merefleksikan Tahun Baru 1437 Hijriah. Nobar dan diskusi diselenggarakan dengan konsep bebas sampah (zero waste) dan hemat energi.
Film fenomenal berdurasi hampir 100 menit ini dibuka dengan tayangan dramatis saat Jeremy Irons berdiri di pantai dekat Sidon, kota tua di Libanon. Di depannya berdiri tegak gunung sampah. Sampah-sampah itu bila dipilah berasal dari sampah medis, sampah rumah tangga dan cairan-cairan yang sangat beracun. Adapula bangkai-bangkai binatang. Sampah itu merupakan konsumsi 30 tahun kota tersebut. Film ini juga mengungkap negara-negara dengan pengelolaan sampah baik dan terburuk, mulai dari Amerika Serikat, China, Vietnam, dan tak ketinggalan Negara kita Indonesia.
Film itu juga menggambarkan perjalanan Jeremy menjelajahi Laut Pasifik Utara untuk melihat bagaimana jutaan tom sampah terkumpul serta bagaimana dampak buruknya bagi spesies penghuni laut. Sampah plastik akhirnya termakan oleh banyak hewan laut dan sesuai rantai makanan maka banyak pula hewan laut itu yang kemudian dimakan manusia. Akhirnya tubuh manusia mengakumulasi begitu banyak racun polutan dioksin. Dampak nyatanya adalah timbulnya kanker dan banyaknya bayi yang lahir dengan kondisi cacat.
Kepala PSLK UMM Husamah, S.Pd., M.Pd menegaskan, bahwa kegiatan ini sangat bermakna besar mengingat kampanye hidup bijak dan peka (cinta) lingkungan dengan berupaya mereduksi sampah yang dihasilkan harus selalu digalakkan.
”Faktanya, fenomena sampah sampai saat ini telah menjadi isyu global dan mempengaruhi kehidupan umat manusia,” ujarnya.
Hampir setiap waktu manusia menghasilkan sampah, namun ironisnya manusia tidak memikirkan bagaimana dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh sampah yang tidak tertangani dan tidak dikelola, misalnya bagi kesehatan secara umum dan juga estetika.
Husamah, S.Pd., M.Pd juga menambahkan bahwa UMM telah memproklamirkan jargon Green, Clean, and Confortable Campus. Civitas akademika UMM telah menyadari sepenuhnya bahwa mereka mempunyai tanggung jawab untuk berperilaku bijak terkait sampah (membuang sampah secara terpisah sehingga sampah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan lagi), menciptakan suasana lingkungan yang asri dan hijau dengan memperbanyak tumbuhan, serta menanamkan kesadaran cinta lingkungan kepada mahasiswa berdasarkan nilai-nilai Islam sehingga lebih bermakna. UMM juga telah memiliki arboretum yang merupakan laboratorium mini untuk konservasi tumbuhan langka dan endemic Indonesia. UMM merupakan satu-satunya kampus di Malang Raya atau bahkan di Jawa Timur yang memiliki arboretum.
Namun Husamah juga menyadari bahwa menerapkan jargon Green, Clean, and Confortable Campus tidaklah mudah. Dibutuhkan kerja sama semua pihak terutama mahasiswa. Kenyataannya, di area kampus, penyumbang sampah terbesar adalah aktivitas mahasiswa. Masih banyak sampah-sampah berserakan yang akhirnya menimbulkan pencemaran, tentu hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran mahasiswa.
Pihak kampus juga telah menyediakan tempat sampah yang diletakkan di depan kelas, namun belum ada spesifikasi tempat sampah. UMM telah berupaya untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dengan cara memberdayakan petugas kebersihan.
Sementara itu, Kristien Yuliarti, M.Pd, founder dan owner Omah Hijau mengapresiasi kegiatan dan inisiatif yang dilakukan PSLK UMM. Ia sepakat bahwa mahasiswa memiliki andil besar untuk mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, asri dan berkesinambungan serta bebas sampah. Mahasiswa memiliki energi yang sangat besar, daya intelektual yang hebat dan dorongan idealisme yang kuat, sehingga menjadi kekuatan hebat untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi problem sampah.
Di lain pihak mahasiswa merasakan bahwa kegiatan yang dilakukan PSLK UMM ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan mahasiswa. Yasinta misalnya, mahasiswi Prodi Pendidikan Biologi ini mengatakan bahwa setelah menonton film Trashed yang dibintangi oleh aktor kawakan asal Inggris peraih penghargaan Oscar ia menjadi sadar bahwa selama ini pola hidup mahasiswa termasuk dirinya sangat buruk terhadap lingkungan. Ia tidak berpikir mengenai dampak buruk yang ditimbulkan dari sampah-sampah yang ia hasilkan setiap hari.
Acara nobar diakhiri dengan komitmen bersama untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. Ada pula ikrar untuk melaksanakan perkuliahan dengan konsep paperless dan hemat energi. Biaya penghematan dengan adanya pengurangan penggunaan kertas akan digunakan untuk menyediakan bibit tanaman langka dan endemik dan selanjutnya akan ditanam dan dipelihara di Arboretum UMM. (oci/adv)